Senin, 31 Oktober 2011

Dialog 'Terbuka' Salafy di Demo Laskar Islam


Dialog dan bedah buku Antara Jihad dan Terorisme di Gedung Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) di Solo pada hari Sabtu 29 Oktober 2011 di demo puluhan laskar Islam. Pasalnya acara dialog yang katanya "terbuka" tersebut dalam prakteknya tidak terbuka. Acara ini tertutup dan mayoritas yang datang hanya dari kelompok Salafy, pintuk gerbang gedung IPHI sendiri juga ditutup rapat, hanya dibuka celah sedikit saja seperti yang biasa dilakukan dalam acara-acara Daurah kelompok Salafy.

Selain itu, pengunjung yang datang diperiksa ketat, paling tidak hal itu dirasakan beberapa wartawan, tas mereka diperiksa satu-persatu dengan teliti.

Foto Dilarang
Selain ketatnya pemeriksaan, para pewarta juga tidak boleh mengambil gambar atau foto. Panitia berdalih mengambil foto adalah melanggar "syar'i", namun beberapa fotografer tetap "ngeyel" memotret jalannya "dialog".

Pembicara yang dihadirkan adalah Abu Muhammad Dzulqarnain, penulis buku Antara Jihad dan Terorisme dan Abdul Barr Kaisenda, pengasuh Radio An Nasri Jakarta. Kedua pembicara tersebut berasal dari kalangan Salafy semua. Tidak ada undangan kepada MUI kota Surakarta atau dari kalangan pondok pesantren lainnya, sehingga bukan merupakan acara dialog tapi acara bedah buku karangan Abu Muhammad Dzulqarnain tersebut.

Selain itu, sound system dalam acara dialog tersebut tidak dapat didengarkan dari luar gedung, kecuali hanya terdengar pelan dan tidak jelas.

Dalam isiannya, kedua pembicara menilai, aksi yang selama ini dilabeli jihad dengan melakukan pengeboman di berbagai kota di Indonesia, sebagai perbuatan teror, dan bukan jihad.

"Jihad itu dilakukan hanya kepada kaum kafir harbi, yakni kaum yang membuat tindakan mengarah pada kemunkaran, serta menghalangi umat islam dalam melakukan ibadah. Padahal selama ini yang dibom adalah turis asing yang mestinya dia mendapatkan jaminan keamanan dari Negara, termasuk umat islam," kata salah satu pembicara.

Demo Laskar
Pada sekitar pukul 10.30 WIB, di depan gedung IPHI tiba-tiba datang puluhan laskar Islam. Mereka datang menggunakan kendaraan bermotor dan mobil bak terbuka. Mereka berunjuk rasa, karena keberatan dengan acara dialog tersebut yang mereka anggap membuat situasi kota Solo menjadi tidak kondusif, karena kelompok Salafy telah memicu suasana panas dengan diadakannya dialog tersebut.


Sementara dari luar pagar gedung IPHI, kelompok laskar Islam yang berunjuk rasa mengingatkan, bahwa tindakan keji yang dimotori Amerika pada umat Islam telah terjadi di Afghanistan, Irak, Libya, dan Negara lainnya, juga Israel kepada Palestina.

"Jangan menghakimi saudara sendiri dengan tuduhan khawarij, hanya karena mereka mencoba membela saudaranya yang ditindas kafirin Amerika. Ingat, kamu juga muslim," kata salah seorang dari kelompok laskar, lewat orasi di atas mobil.

Mereka memang tidak boleh masuk ke gedung IPHI tempat digelarnya diskusi. Puluhan polisi menjaga ketat aksi demo dan juga tempat diskusi tersebut. Pintu masuk ditutup, dan kelompok laskar Islam yang mengusung bendera hitam bertuliskan "Laa Ila ha Illallah" hanya diperbolehkan lewat di depan gedung IPHI, dengan kawalan ketat.

Kurniawan dari ISAC (Islamic Studies and Action Center) mengatakan, sebelum acara digelar dirinya sudah mencoba menjembatani antara panitia diskusi dan dari kelompok laskar Islam.

"Kalau mau menggelar diskusi, seharusnya terbuka, semua unsur diundang. Tapi ternyata mereka hanya mengundang pembicara dari kelompok yang tidak setuju aksi jihad. Bahkan MUI juga tidak diundang. Ini melukai kelompok lain," kata dia.

Hingga acara selesai, tidak ada tindakan pembubaran dari aparat Polresta Surakarta. Petugas hanya menjaga saja di luar gedung.

[muslimdaily.net/ suara merdeka]

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites