Kami Siap Desain dan Cetak Kalender Hijriyah

Alhamdulillah kami siap membantu dalam Promosikan usaha anda melalui Kalender Hijriyah, Promosi sekaligus dakwah Kalender Islam

Ust. Abu Bakar Baasyir adalah Guru Bangsa

Ust. Abu Bakar Baasyir sangat pantas di beri gelar Guru Bangsa, label teroris untuknya adalah jauh panggang dari api

Meluruskan Pengelolaan Infak/Kas Masjid Hari Ini

Banyak diantara pengurus/takmir Masjid yang tidak tahu tentang pengelolaan dana Kas masjid yang sumbernya dari infak Jamaah masjid

Minggu, 11 Desember 2011

Nasir Abbas Mengkampanyekan Deradikalisasi Kpd Ust. Abu Bakar Ba’asyir


JAKARTA - Siang itu kamis, 01 Desember 2011 kepala Rutan Bareskrim menyampaikan kepada Ust. Abu Bakar Ba’asyir bahwa nanti sore prof. Ahmad Syafi’i Mufid dari Departemen Agama akan datang kembali untuk membesuk, yang sebelumnya sempat datang menemui Ustadz Abu pada senin, 28 November 2011 untuk bertukar pikiran mengenai dien (baca:agama) Islam. Ust.Abu berpikir bahwa Prof. Ahmad Syafi’i mungkin akan melanjutkan pembahasan kemarin karena ustad abu sempat memberikan buku karya beliau selama di Bareskrim yaitu Buku Risalah Tauhid dan Iman.

Sebelum ashar Ust. Abu dipanggil ke ruangan karena tamunya sudah datang. Ternyata yang datang bukan prof. Ahmad Syafi’i, namun tiga orang yang sudah sangat dikenal loyalitasnya kepada toghut dan perlawanannya terhadap para mujahidin dan ulama yang berjihad khususnya di Indonesia. Mereka adalah Nasir Abbas, Abdurrahman al Ayyubi, dan satu orang lagi teman mereka yang kurang dikenal.

Ust. Abu menerima baik kedatangan mereka. Di awalnya seperti biasa mereka menanyakan kabar kesehatan ustad. Setelah itu mereka pun mulai berdialog. Ustad menyampaikan kepada Nasir Abbas; “Antum itu sudah kafir sebaiknya antum segera bertaubat, berhentilah membantu toghut dalam memerangi mujahidin. Taubat antum yang paling baik adalah pergi saja ke Afganistan atau ke Yaman sana untuk berjihad dan jangan pulang kembali, itu yang terbaik untuk antum.” Kata Ust. Abu tenang kepada Nasir. Nasir Abbas hanya terdiam mendengar Ustad. Abu menyampaikan itu. Salah seorang lagi Abdurrahman al ayyubi langsung menyampaikan bahwa: “Ustad tidak berhak mengkafirkan beliau, karena hakimlah yang mempunyai hak untuk menetapkan itu”.

Lalu Ust. Abu menjelaskan bahwa: “memang saya tidak berhak mengkafirkan siapa saja, tetapi saya tidak berani tidak mengkafirkan apa yang dikafirkan oleh Alloh dan Rosullulloh. Jadi yang mengkafirkannya itu bukan saya, saya hanya menjelaskannya saja bahwa perbuatannya itu dikafirkan oleh Alloh dan Rosululloh”
Ustadz juga menjelaskan bahwa N.K.R.I ini adalah negara kafir. Namun Abdurrahman al ayyubi menentang keras pernyataan ustad abu tersebut. “Indonesia ini adalah negara Islam ustad, karena mayoritas penduduknya adalah orang Islam dan jihad itu diperbolehkan kalau amirnya memerintahkan untuk berjihad (maksudnya amir: SBY)” tegas abdurrahman al ayyubi.

Kembali Ust.Abu menjelaskan kepada mereka: “dulu waktu saya masih di Malaysia, saya pernah disampaikan oleh ulama dari Thailand. Bahwa hati-hati kepada orang-orang salafi. Kalau kami (ulama thailand tersebut) menamakan mereka salafi dakhili. Karena mereka bentukan intern kerajaan Arab Saudi. Setelah saya pulang ke Indonesia saya melihat dan menemukan orang-orang salafi dakhili tersebut. Dan saya menyimpulkan bahwa paling sedikit ada dua tujuan salafi dakhili tersebut yaitu: satu menentang jihad dengan alasan tidak boleh jihad sebelum ada khilafah, kedua membantu toghut dengan alasan negara Islam itu adalah negara yang mayoritas penduduknya orang Islam di dalamnya masih terdengar suara azan.”

Akhirnya dialog yang terjadi tidak berujung (baca:alot), Ustadz Abu pun menyampaikan bahwa: “saya siap mempertanggungjawab dan berdialog serta kalau perlu saya siap untuk bermubahalah”. Abdurrahman Al Ayyubi pun menyampaikan: “saya juga siap berdialog dan mempertanggungjawabkan pernyataan saya”. Setelah hampir satu jam merekapun pamit pulang. (JMC)

Senin, 31 Oktober 2011

Keutamaan Puasa Arafah


Ibadah tathawwu' (sunnah; yang dianjurkan) merupakan perkara yang akan menambah pahala, menggugurkan dosa-dosa, memperbanyak kebaikan, meninggikan derajat, dan menyempurnakan ibadah wajib.

Allah Ta'ala berfirman,

فَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرُُ لَّهُ

“Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lah yang lebih baik baginya.” (Qs. al-Baqarah: 184).

Demikian juga, hal itu merupakan jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah, setelah melakukan kewajiban-kewajiban. Karena, mendekatkan diri kepada Allah itu dengan cara beribadah kepada-Nya dengan ibadah yang hukumnya wajib atau mustahab (yang disukai; sunnah). Mendekatkan diri kepada-Nya bukan dengan ibadah yang bid'ah tanpa bimbingan sunnah atau dengan kebodohan tanpa bimbingan ilmu. Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadits qudsi sebagai berikut,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ قَالَ مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ

“Dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Sesungguhnya, Allah berfirman, 'Barangsiapa memusuhi wali-Ku [Wali Allah adalah orang yang beriman dan bertakwa-pen.], maka Aku mengumumkan perang kepadanya. Dan tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai dari apa-apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Dan hamba-Ku selalu mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah-ibadah nafilah (sunnah; tambahan; yang dianjurkan) sehingga Aku mencintainya.'” (HR. Bukhari, no. 6502).

Di dalam hadits di atas terdapat dalil, bahwa barangsiapa yang menghendaki dicintai oleh Allah, maka urusannya mudah baginya, jika Allah memudahkannya padanya. Yaitu dia melakukan kewajiban-kewajiban dan melakukan ibadah-ibadah tathawwu' (sunnah), dengan sebab itu, dia akan meraih kecintaan Allah dan walayah (perwalian) Allah.” (Al-Fawaid adz-Dzahabiyah Minal Arba'in Nawawiyah, hal. 143).

Kemudian, di antara amalan tathawwu' yang utama adalah puasa. Karena, puasa merupakan ibadah yang dapat mengekang nafsu dari keinginannya. Puasa juga akan mengeluarkan jiwa manusia dari keserupaan dengan binatang menuju keserupaan dengan malaikat. Karena orang yang berpuasa meninggalkan perkara yang paling lekat pada dirinya, yang berupa makanan, minuman, dan berhubungan dengan istrinya, karena mencari ridha Allah. Sehingga, itu merupakan ibadah dan ketaatan yang merupakan sifat malaikat. Sebaliknya, jika manusia mengumbar hawa nafsunya, maka dia lebih mendekati alam binatang.

Keutamaan Puasa Arafah

Di antara puasa tathawwu' yang paling utama adalah puasa Arafah. Yang dimaksud dengan puasa Arafah adalah puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah. Pada saat itu kaum muslimin yang melakukan ibadah haji berkumpul wukuf di padang Arafah.

Sebagian orang mendapatkan masalah ketika mendapati tanggal/kalender di negaranya berbeda dengan di Arab Saudi. Maksudnya, pada hari ketika jamaah haji sedang berkumpul di Arafah, yang hari itu adalah tanggal 9 Dzulhijjah di negara Arab Saudi, tetapi kalender di negaranya pada hari itu adalah tanggal 10 Dzulhijjah, umpamanya. Maka, apakah dia berpuasa pada tanggal 9 Dzulhijjah menurut kalender di negaranya sendiri, padahal di Arab Saudi masih tanggal 8 Dzulhijjah, dan para jamaah haji belum menuju Arafah. Atau dia berpuasa pada tanggal 10 Dzulhijjah menurut kalender di negaranya sendiri dan di Arab Saudi sudah tanggal 9 Dzulhijjah, dan para jamaah haji berkumpul di Arafah.

Dalam hal ini yang menjadi ukuran adalah wuquf di Arafah, bukan kalender di negaranya. Karena di dalam hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyebut dengan “puasa hari Arafah”, sehingga mestinya wuquf di Arafah itulah yang menjadi ukuran. Wallahu a'lam.

Keistimewaan Hari Arafah

Hari Arafah memang salah satu hari istimewa, karena pada hari itu Allah membanggakan para hamba-Nya yang sedang berkumpul di Arafah di hadapan para malaikat-Nya. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِي بِهِمُ الْمَلَائِكَةَ فَيَقُولُ مَا أَرَادَ هَؤُلَاءِ

“Tidak ada satu hari yang lebih banyak Allah memerdekakan hamba dari neraka pada hari itu daripada hari Arafah. Dan sesungguhnya Allah mendekat, kemudian Dia membanggakan mereka (para hamba-Nya yang sedang berkumpul di Arafah) kepada para malaikat. Dia berfirman, 'Apa yang dikehendaki oleh mereka ini?'” (HR. Muslim, no. 1348; dan lainnya dari 'Aisyah).

Olah karena itulah, tidak aneh jika kaum muslimin yang tidak wukuf di Arafah disyariatkan berpuasa satu hari Arafah ini dengan janji keutamaan yang sangat besar.

Marilah kita renungkan hadits di bawah ini, yang menjelaskan keutamaan puasa Arafah, yang disyariatkan oleh Ar-Rahman Yang Memiliki sifat rahmat yang luas dan disampaikan oleh Nabi pembawa rahmat kepada seluruh alam.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

“Puasa satu hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah), aku berharap kepada Allah, Dia akan menghapuskan (dosa) satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya. Puasa hari 'Asyura' (tanggal 10 Muharram), aku berharap kepada Allah, Dia akan menghapuskan (dosa) satu tahun sebelumnya.” (HR. Muslim, no 1162, dari Abu Qatadah).

Alangkah pemurahnya Allah Ta'ala. Puasa sehari menghapuskan dosa dua tahun! Kaum muslimin biasa berpuasa satu bulan penuh pada bulan Ramadhan, dan mereka sanggup melakukan. Maka, sesungguhnya berpuasa satu hari Arafah ini merupakan perkara yang mudah, bagi orang yang dimudahkan oleh Allah Ta'ala.

Barangsiapa membaca atau mendengar sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang mulia ini pastilah hatinya tergerak untuk mengamalkan puasa tersebut. Karena, setiap manusia pasti menyadari bahwa dia tidak dapat lepas dari dosa.

Dosa Apa yang dihapus?

Apakah dosa-dosa yang dihapuskan itu meliputi semua dosa, dosa kecil dan dosa besar? Atau hanya dosa kecil saja? Dalam masalah ini para ulama berselisih.

Sebagian ulama, termasuk Ibnu Hazm rahimahullah, berpendapat sebagaimana zhahir hadits. Bahwa semua dosa terhapuskan, baik dosa besar, atau dosa kecil.

Namun jumhur ulama, termasuk Imam Ibnu Abdil Barr, Imam Ibnu Rajab, berpendapat bahwa dosa-dosa yang terhapus dengan amal-amal shalih, seperti wudhu', shalat, shadaqah, puasa, dan lainnya, termasuk puasa Arafah ini, hanyalah dosa-dosa kecil.

Pendapat jumhur ini di dukung dengan berbagai alasan, antara lain:

1.Allah telah memerintahkan tobat, sehingga hukumnya adalah wajib. Jika dosa-dosa besar terhapus dengan semata-mata amal-amal shalih, berarti taubat tidak dibutuhkan, maka ini merupakan kebatilan secara ijma'.

2.Nash-nash dari hadits lain yang men-taqyid (mengikat; mensyaratkan) dijauhinya dosa-dosa besar untuk penghapusan dosa dengan amal shalih.

3.Dosa-dosa besar tidak terhapus kecuali dengan bertobat darinya atau hukuman pada dosa tersebut. Baik hukuman itu ditentukan oleh syariat, yang berupa hudud dan ta'zir atau hukuman dengan takdir Allah, yang berupa musibah, penyakit, dan lainnya.

4. Bahwa di dalam syariat-Nya, Allah tidak menjadikan kaffarah (penebusan dosa) terhadap dosa-dosa besar. Namun, kaffarah itu dijadikan untuk dosa-dosa kecil (Lihat Jami'ul 'Ulum wal Hikam, syarh hadits no. 18, karya al-Hafizh Ibnu Rajab al-Hanbali).

Puasa Arafah untuk Selain yang Berada di Arafah

Kemudian, bahwa disunnahkannya puasa Arafah ini berlaku bagi kaum muslimin yang tidak wuquf di Arafah. Adapun bagi kaum muslimin yang wuquf di Arafah, maka tidak berpuasa, sebagaimana hadits di bawah ini,

عَنْ أُمِّ الْفَضْلِ بِنْتِ الْحَارِثِ أَنَّ نَاسًا تَمَارَوْا عِنْدَهَا يَوْمَ عَرَفَةَ فِي صَوْمِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ بَعْضُهُمْ هُوَ صَائِمٌ وَقَالَ بَعْضُهُمْ لَيْسَ بِصَائِمٍ فَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ بِقَدَحِ لَبَنٍ وَهُوَ وَاقِفٌ عَلَى بَعِيرِهِ فَشَرِبَهُ

“Dari Ummul Fadhl binti al-Harits, bahwa orang-orang berbantahan di dekatnya pada hari Arafah tentang puasa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Sebagian mereka mengatakan, 'Beliau berpuasa.' Sebagian lainnya mengatakan, 'Beliau tidak berpuasa.' Maka Ummul Fadhl mengirimkan semangkok susu kepada beliau, ketika beliau sedang berhenti di atas unta beliau, maka beliau meminumnya.” (HR. Bukhari, no. 1988; Muslim, no. 1123).

Setelah kita mengetahui keutamaan puasa hari Arafah ini, maka yang tersisa adalah pengamalannya. Karena setiap manusia nanti akan ditanya tentang ilmunya, apa yang telah dia amalkan. Semoga Allah selalu memberikan kepada kita untuk berada di atas jalan yang lurus. Amin.

Penulis: Ustadz Abu Isma'il

Dialog 'Terbuka' Salafy di Demo Laskar Islam


Dialog dan bedah buku Antara Jihad dan Terorisme di Gedung Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) di Solo pada hari Sabtu 29 Oktober 2011 di demo puluhan laskar Islam. Pasalnya acara dialog yang katanya "terbuka" tersebut dalam prakteknya tidak terbuka. Acara ini tertutup dan mayoritas yang datang hanya dari kelompok Salafy, pintuk gerbang gedung IPHI sendiri juga ditutup rapat, hanya dibuka celah sedikit saja seperti yang biasa dilakukan dalam acara-acara Daurah kelompok Salafy.

Selain itu, pengunjung yang datang diperiksa ketat, paling tidak hal itu dirasakan beberapa wartawan, tas mereka diperiksa satu-persatu dengan teliti.

Foto Dilarang
Selain ketatnya pemeriksaan, para pewarta juga tidak boleh mengambil gambar atau foto. Panitia berdalih mengambil foto adalah melanggar "syar'i", namun beberapa fotografer tetap "ngeyel" memotret jalannya "dialog".

Pembicara yang dihadirkan adalah Abu Muhammad Dzulqarnain, penulis buku Antara Jihad dan Terorisme dan Abdul Barr Kaisenda, pengasuh Radio An Nasri Jakarta. Kedua pembicara tersebut berasal dari kalangan Salafy semua. Tidak ada undangan kepada MUI kota Surakarta atau dari kalangan pondok pesantren lainnya, sehingga bukan merupakan acara dialog tapi acara bedah buku karangan Abu Muhammad Dzulqarnain tersebut.

Selain itu, sound system dalam acara dialog tersebut tidak dapat didengarkan dari luar gedung, kecuali hanya terdengar pelan dan tidak jelas.

Dalam isiannya, kedua pembicara menilai, aksi yang selama ini dilabeli jihad dengan melakukan pengeboman di berbagai kota di Indonesia, sebagai perbuatan teror, dan bukan jihad.

"Jihad itu dilakukan hanya kepada kaum kafir harbi, yakni kaum yang membuat tindakan mengarah pada kemunkaran, serta menghalangi umat islam dalam melakukan ibadah. Padahal selama ini yang dibom adalah turis asing yang mestinya dia mendapatkan jaminan keamanan dari Negara, termasuk umat islam," kata salah satu pembicara.

Demo Laskar
Pada sekitar pukul 10.30 WIB, di depan gedung IPHI tiba-tiba datang puluhan laskar Islam. Mereka datang menggunakan kendaraan bermotor dan mobil bak terbuka. Mereka berunjuk rasa, karena keberatan dengan acara dialog tersebut yang mereka anggap membuat situasi kota Solo menjadi tidak kondusif, karena kelompok Salafy telah memicu suasana panas dengan diadakannya dialog tersebut.


Sementara dari luar pagar gedung IPHI, kelompok laskar Islam yang berunjuk rasa mengingatkan, bahwa tindakan keji yang dimotori Amerika pada umat Islam telah terjadi di Afghanistan, Irak, Libya, dan Negara lainnya, juga Israel kepada Palestina.

"Jangan menghakimi saudara sendiri dengan tuduhan khawarij, hanya karena mereka mencoba membela saudaranya yang ditindas kafirin Amerika. Ingat, kamu juga muslim," kata salah seorang dari kelompok laskar, lewat orasi di atas mobil.

Mereka memang tidak boleh masuk ke gedung IPHI tempat digelarnya diskusi. Puluhan polisi menjaga ketat aksi demo dan juga tempat diskusi tersebut. Pintu masuk ditutup, dan kelompok laskar Islam yang mengusung bendera hitam bertuliskan "Laa Ila ha Illallah" hanya diperbolehkan lewat di depan gedung IPHI, dengan kawalan ketat.

Kurniawan dari ISAC (Islamic Studies and Action Center) mengatakan, sebelum acara digelar dirinya sudah mencoba menjembatani antara panitia diskusi dan dari kelompok laskar Islam.

"Kalau mau menggelar diskusi, seharusnya terbuka, semua unsur diundang. Tapi ternyata mereka hanya mengundang pembicara dari kelompok yang tidak setuju aksi jihad. Bahkan MUI juga tidak diundang. Ini melukai kelompok lain," kata dia.

Hingga acara selesai, tidak ada tindakan pembubaran dari aparat Polresta Surakarta. Petugas hanya menjaga saja di luar gedung.

[muslimdaily.net/ suara merdeka]

Jumat, 28 Oktober 2011

Arab Saudi pancung dua pelaku pembunuhan


RIYADH – Arab Saudi para hari Kamis (27/10/2011) memancung dua laki-laki yang terjerat kasus pembunuhan, salah satu pelaku menabrak korban dan yang lainnya menabrak mobil korban, kementerian dalam negeri Arab Saudi menyatakan.

Mohammed al-Harbi, seorang warga negara Saudi, dihukum karena “sengaja” menabrak dan membunuh pasangan Rabih al-Asiri dan istrinya, Nasila Asiri, Kementerian Dalam Negeri Saudi mengatakan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita negara, SPA.

Ia dipenggal di provinsi Qunfudah, bagian barat kerajaan.

Dalam pernyataan terpisah, kementerian itu mengatakan bahwa satu orang lainnya, Abdullah al-Jahdali, juga dipenggal di provinsi barat Al-Laith, setelah ia dinyatakan bersalah karena sengaja menabrak mobil Fahd al-Jahdali dan membunuhnya.

Eksekusi dua orang ini menggenapkan jumlah orang yang dipenggal menjadi 67 orang selama satu tahun ini.

Awal bulan ini, kantor hak asasi manusia PBB menyatakan keprihatinan atas tingkat eksekusi di Arab Saudi, dan menyerukan untuk segera menghentikan praktek tersebut.

Pernyataan PBB ini datang setelah kerajaan memenggal 10 orang laki-laki, delapan orang dari Bangladesh dan dua orang dari Saudi, pada hari yang sama.

Pemerkosaan, pembunuhan, murtad, perampokan bersenjata, dan perdagangan narkoba semua dihukum mati berdasarkan interpretasi ketat hukum Syariah ala negara penghasil minyak yang memiliki hubungan khusus dengan Amerika Serikat ini. (arrahmah/moslemidea)

Selasa, 25 Oktober 2011

Upaya me-REDUKSI (Memotong) Syari’at Jihad & Istilah Islam lainnya dengan DERADIKALISASI


Yogyakarta, 24 Oktober 2011 – Ditengah hiruk pikuk pernikahan putri Raja Ngayogyokarto Sultan Hamengkubuwono X yang katanya Super Megah serta pemberitaan media yang “Super Megah” pula (karena ditayangkan secara terus menerus bahkan selalu masuk Headline News dan mengalahkan berita pembantaian dan pembakaran rumah warga Muslim di Ambon), ternyata hal tersebut tidak mempengaruhi persiapan acara Kajian Ilmiah dan Bedah Buku bertajuk “Mewaspadai Upaya Becah Belah &Pendangkalan Aqidah Umat Islam dengan DERADIKALISASI”.

Kajian ilmiah dan bedah buku yang diselenggarakan oleh Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah (MMM) Yogyakarta dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) D.I. Yogyakarta tersebut, ternyata lepas (atau dilepaskan) dari “mata” kamera para juru warta baik media cetak maupun media-media TV nasional yang pada waktu itu masih berada di Yogyakarta. Hal ini sungguh ironi,sebab jarak antara Keraton Yogyakarta tempat acara pernikahan berlangsung dengan tempat acara kajian ilmiah dan bedah buku hanya berjarak kurang dari 5 km. Acara pernikahan yang sarat dan kental dengan ritual syirik yang bisa merusak aqidah umat islam Indonesia ditayangkan berulang kali di TV-TV, ternyata bisa mengalahkan acara kajian ilmiah yang sangat berpotensi mencerdaskan masyarakat.

Kajian ilmiah dan bedah buku sendiri diadakan pada hari Ahad pagi 23 Oktober 2011 bertempat di Aula Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Jogja.Dalam acara yang merupakan refleksi dari sebuah buku yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Surakarta berjudul “Kritik Evaluasi dan Dekontruksi Gerakan Deradikalisasi Aqidah Muslimin di Indonesia” ini, tampil sebagai pembicara yaitu Pimpinan Ponpes Al-Islam Solo yang sekaligus mewakili MUI Surakarta, KH. Mudzakkir. Kemudian dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah hadir Prof. Dr. Yunahar Illyas, MA. Serta H. M. Mahendradatta, SH.MA.MH.Ph.D, selaku Ketua Dewan Pembina Tim Pengacara Muslim (TPM).

Acara sendiri berjalan dengan lancar dan menuai antusiasme yang luar biasa dari para peserta yang didominasi oleh mayoritas dari warga Muhammadiyah. Bukti dari hal ini adalah banyaknya para peserta yang datang lebih awal (jam 08.00 Aula sudah penuh), padahal acara baru akan dimulai pukul 09.00 wib sampai dhuhur.

Pada Pemaparan awal disampaikan oleh KH. Mudzakkir Perwakilan dari MUI Surakarta, beliau mengatakan “Usaha-usaha yang dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terrorisme dengan dalih deradikalisasi sebenarnya adalah upaya deislamisasi terhadap nilai-nilai keislaman.” Ucap beliau

Lebih lanjut, beliau menyampaikan bahwa apa yang dinamakan sebagai kasus-kasus terorisme sekarang ini tidak lain merupakan rekayasa orang-orang yang anti islam. “Berbicara masalah Terorisme, maka hal itu tidak terlepas dari berbagai kepentingan para penguasa negeri ini dan juga Barat. Maka dengan hal itu HARAM bagi saya dan seorang muslim untuk mempercayai segala pemberitaan yang berkembang di media-media (baik cetak atau elektronik - red) sekuler bila belum jelas sumbernya. Toh mereka (media) mendapat berita hanya dari satu sumber saja, yaitu dari polisi. Dalam islam, Allah melarang kita untuk mempercayai berita yang datangnya dari orang fasik, in jaa-akum fasiqun bi nabain fatabayyanu”. Tegas beliau

Dalam hal ini, beliau memberi contoh bahwa pada waktu pelaku Bom Bali I masih hidup dan berada didalam penjara Nusakambangan, maka beliau bisa ber-tabayun langsung dengan mereka. Dan mereka memang mengakui telah memasang Bom di beberapa tempat di Bali. Tapi menurut beliau dan beberapa pakar dan ahli Bom, Bom yang dipasang Amrozi CS itu hanya bisa melukai beberapa orang saja. Tapi fakta dilapangan, kenapa Bom yang seharusnya hanya bisa melukai beberapa orang kemudian bisa membunuh 202 orang??? Dan yang lebih aneh lagi, Bom yang digunakan Amrozi CS jenisnya TNT, tapi pada waktu olah TKP, yang ditemukan polisi berjenis Mikro Nuklir.

Terakhir, beliau mengimbau kepada ummat islam jangan latah menuduh saudara muslim lainnya dengan sebutan teroris atau pelaku Bom Bunuh diri. “Saya himbau kepada ummat islam jangan mudah menyebut saudara muslim lainnya dengan sebutan teroris. Jangan pula dengah mudahnya menuduh saudara muslim lainnya melakukan Bom atau Bunuh Diri. Sebab orang-orang yang yang meninggal tersebut atau orang-orang yang ditembak mati Densus 88 itu belum kita klarifikasi dan belum pula disidangkan seperti yang terjadi pada Noordin Muh. Top, Dr. Azhari atau 2 orang yang ditembak mati Densus 88 di Cawang Jakarta Timu. Terlepas kita setuju atau tidak dengan cara mereka. Pada waktu terjadi ledakan di Masjid Adz Dzikro komplek Polres Cirebon, dihadapan para wartawan saya katakan bahwa peristiwa tersebut tidak benar. Tapi apakah kita tau, betul gak dia itu yang murni melakukannya, betul gak dia itu melakukan bom bunuh diri atau dia sebenarnya yang dibunuh dan hanya diperalat oleh tangan-tangan gelap intelejen??? Tapi didalam pemberitaan yang berkembang, dibuatlah opini bahwa mereka-mereka itu melakukan Bom Bunuh Diri. Jadi dalam hal ini kita harus pandai-pandai menelaah berita.” Tutup beliau

Dalam kesempatan yang sama, Prof. Yunahar Iliyas, MA. pertama kali mengatakan bahwa Islam adalah agama rahmat bagi seluruh umat manusia dan tidak pernah mengajarkan kekerasan, namun beliau menambahkan bahwa hal tersebut bukan berarti melarang umat Islam untuk melakukan tindakan yang secara fisik bersifat “keras”.

Yang dimaksud dengan kekerasan dalam konteks ini bukanlah semua tindakan-tindakan yang bersifat fisik, sebab kalau semua tindakan-tindakan fisik masuk dalam kategori tindak kekerasan maka hukuman pidana yang diatur dalam hukum Islam pun bisa include dalam kategori tindak kekerasan misalnya terkait penerapan hukuman pancung (baca - mati) bagi pelaku pembunuhan, potong tangan dan hukum-hukum terkait peperangan. Dalam masalah terrorisme, sampai saat ini belum terdapat definisi yang diterima oleh semua pihak tentang apa itu “terrorisme”. Secara politik, sudut pandang yang berbeda akan menghasilkan penilaian yang berbeda.

Jadi dalam hal ini, yang dimaksud tindak kekerasan adalah perbuatan yang melanggar hukum. Sedangkan bentuk hukum yang dijadikan acuan ummat islam harusnya adalah bersumber dari Al Qur’an dan As Sunah Shohihah.

“Pejuang Hamas adalah terroris menurut pemerintah Israel, namun bagi rakyat Palestina mereka adalah pejuang kemerdekaan (freedom fighter) bangsa Palestina yang berusaha membebaskan Palestina dari penjajahan Israel. Begitu juga ketika Belanda menguasai Indonesia, para pejuang kemerdekaan bangsa Indonesia akan dicap terroris oleh pemerintah kolonial pada masa tersebut. Namun bagi rakyat Indonesia para pejuang tersebut adalah pahlawan kemerdekaan yang jika gugur akan dimakamkan di makam pahlawan.” Tambah beliau.

Dalam skala internasional, hal yang menjadi persoalan adalah adanya ketidakadilan dan ketidakseimbangan kekuatan politik dunia. Karena dunia dikuasai oleh Amerika dan sekutu-sekutunya, maka semua yang bertentangan dengan kepentingan Amerika dan sekutunya akan dianggap sebagai tindakan terrorisme.

Yang ke-dua beliau sedikit memberikan informasi kepada MUI Solo dan yang hadir semua bahwa tidak ada nama Hamka Hasan yang diklaim BNPT sebagai klien orang MUI Pusat. “Saya sudah lama di MUI Pusat, tapi baru akhir-akhir ini mendengar nama Hamka Hasan. Biasanya kalau ada acara keluar, yang diamanahi dan sering tampil ke publik adalah KH. Ma’ruf Amin. Jadi jelas BNPT dalam hal ini memang ingin memecah belah ummat islam dengan “membonceng” nama MUI Pusat sebagai covernya”.

Ketiga, dalam membahas masalah Jihad, Prof. Yunahar juga mengatakan bahwa saat ini terdapat berbagai upaya untuk mereduksi(memotong) makna Jihad. Baik dilakukan oleh kalangan umat Islam sendiri maupun oleh kalangan yang antipati terhadap Islam. Banyak kalangan yang terjebak dalam memahami bahwa perang dalam Islam hanya dilaksanakan dengan tujuan mempertahankan diri.

Beliau mengutip perkataan Sayyid Qutub rh. yang mengatakan bahwa Jihad dalam arti Qital (perang) tidak hanya dilakukan semata-mata untuk membela diri apabila umat Islam diperangi maupun diusir dari negerinya, akan tetapi Jihad juga dibenarkan dalam rangka menegakkan agama. Beliau mencontohkan dengan penaklukan daerah Syam di bawah komando Abu Ubaidah bin Jarrah ra. serta Khalid bin Walid ra. yang terjadi pada masa Khalifah Umar bin Khattab ra. yang dilakukan bukan dalam rangka membela diri namun demi memperluas dan menegakkan Islam.

“hari ini, Jihad-pun dan istilah islam lainnya di REDUKSI. Yang ingin mereduksi adalah orang yang antipati dengan islam, dan bahkan kebanyakan dari orang islam sendiri yang mengikuti kemauan hawa nafsunya. Berperang di jalan Allah atau Jihad tidak hanya sekedar untuk membela dir. Tapi Jihad juga bisa berarti untuk menegakkan agama dan menghilangkan fitnah. Fitnah bisa diartikan dengan menghalangi manusia untuk beribadah kepada Allah. Beribadah itu artinya luas, termasuk ber-Jihad dijalan Allah sebagai upaya untuk menegakkan hukum-hukum Allah dimuka bumi juga masuk dalam kategori Ibadah”. Tutup beliau

Sementara itu praktisi hukum dari Tim Penggacara Muslim, Mahendradatta menyampaikan bahwa banyak sekali terdapat ketimpangan-ketimpangan dalam praktek penanngulangan terrorisme, terutama dalam masalah peradilan. Banyak fakta-fakta yang diminta oleh TPM untuk dibuka di pengadilan dalam berbagai persidangan kasus terrorisme namun sengaja ditutupi oleh majelis hakim maupun pihak yang berwenang.

Beliau juga menyampaikan bahwa kasus terorisme merupakan stigmatisasi untuk memperburuk citra umat islam dan islam itu sendiri. “Kasus terorisme merupakan stigmatisasi dan penggiringan opini untuk memperburuk umat islam. Buktinya adalah pada waktu seorang yang dianggap teroris ditangkap, rame-rame media memberitakannya secara LIVE dengan sangat negatif sekali. Tapi pada waktu masuk persidangan dan sidang dilakukan terbuka untuk umum, tidak ada satu-pun media yang memberitakannya secara LIVE, kecuali sidang Ust. Abu Bakar Ba’asyir, namun hal itu-pun sarat dengan rekayasa”. Ujar beliau

Dengan lantang beliau juga mengatakan, ummat islam jangan takut dikatakan sebagai teroris, sebab TERORIS ITU ISLAM. “Hari ini saya katakan bahwa yang hadir jangan takut kalau setelah acara ini dikatakan sebagai pengikut teroris atau pembenar aksi terorisme atau bahkan sebagai teroris-nya. Sebab TERORIS ITU ISLAM. Bukti dari hal ini adalah yang membantai dan membakar rumah-rumah warga muslim di Ambon beberapa minggu dan hari yang lalu bukan disebut teroris, yang menembak aparat dan warag sipil di Papua kemarin juga bukan teroris (padahal senjata yang mereka gunakan lebih canggih dari senjata teroris islam), Republik Maluku Sarani (RMS) bukan teroris, dan Organisasi Papua Merdeka juga bukan teroris. Kenapa mereka tidak disebut TERORIS, karena mereka BUKAN ORANG ISLAM”. Lanjut beliau

Beliau sedikit menambahkan, “Kenapa saya berani mengatakan teroris itu islam, karena saya sudah melakukan penelitian dan perbincangan dengan para Hakim dan Jaksa yang menangani kasus terorisme. Pada waktu saya tanya, Apa definisi Teroris dan Terosime itu Pak Hakim dan Pak Jaksa??? Mereka gak bisa jawab. Akhirnya, saya-pun yang menjawab pertanyaan saya sendiri. Apakah yang disebut terioris itu yang suka ngebom-ngebom, kalau seperti itu, kenapa Israel dan Amerika tidak disebut teroris? Kalau yang disebut terioris itu yang membunuh warga sipil, kenapa Salibis OPM yang nembaki warga diangko-angkot tidak disebut teroris, kenapa Salibis Ambon dan Poso yang membantai warga sipil pada waktu Iedul Fitri tidak disebut teroris?” ungkap beliau

Kemudian yang paling aneh menurut beliau adalah, “Pencetus kata terorisme saja belum bisa mendefinisikan teroris dan terorisme itu apa, lha kita yang hanya mendengar kok sudah rame-rame menuduh si A teroris, si B teroris dan menyudutkan mereka sehingga menganggap mereka suatu abrang najis yang ahrus dihindari. Bahkan yang paling ironi yaitu ada banyak dari ummat islam atau kelompok islam atau parpol islam yang membuat spanduk tolak terorisme dan lain sebagainya”.

Terakhir beliau menjelaskan, sepengetahuan beliau bahwa buku ini adalah reaksi dari fitnah yang telah dilakukan oleh BNPT melalui oknum-oknum yang diklaim oleh mereka sebagi orag MUI Pusat. Jadi buku ini bukanlah pembenar atau pembela dari setiap aksi Bom atau kejadian yang disebut tindakan terorisme oleh orang yang anti islam (meskipun dia secara KTP bertuliskan islam - red).

“Jadi buku ini hanya sekedar khazanah keilmuan. Karena saya akhir-akhir ini mendengar bahwa Jaksa Agung Muda Intelejen (Jamintel) Kejagung mencekal dan melarang 9 buku-buku islam bahkan ada buku Tafsir yang dianggap mempunyai visi radikal, saya anggal hal itu terlalu berlebihan dan sangat jelas untuk melemahkan ajaran islam. Kalau Jamintel Kejagung mau mencekal dan melarang buku, harusnya Buku Tadzkiroh milik Ahmadiyah dan dianggap sebagai Kitab Suci-nya harusnya yang dilarang terlebih dahulu.” Tutup beliau

Buku ini dikeluarkan oleh MUI kota Surakarta dengan tujuan bukan hanya untuk menolak stigma negatif terhadap Islam, namun juga berusaha memberikan pandangan tentang bagaimana seharusnya dan sebaiknya menangani persoalan “terrorisme”. Karena terdapat banyak sekali unsur ketidakadilan dalam setiap penyelesaian masalah terrorisme, baik yang berskala nasional maupun international yang memberikan dampak-dampak negatif bagi pribadi muslim maupun dakwah islamiyah. (Ammar/KRU FAI)

Senin, 17 Oktober 2011

Pembunuhan bocah-bocah Afghan oleh tentara salibis


Posting terakhir Angela Keaton mengenai kondisi warga sipil di tempat yang dilanda perang, patut dihargai. Perang menjadi sulit dalam pendiriannya ketika disajikan video anak-anak Irak yang terluka. Baginya, tema nasionalisme terlalu salah.

Ia berfikir bahwa kekuatan video memiliki efek yang besar dan ia kini melakukannya dalam perang di Afghanistan untuk efek yang sama, seperti yang tertulis dalam sebuah artikel di situs antiwar.com. Korban sipil di Afghanistan telah meningkat tajam pada tahun 2011.

Dalam sebuah serangan di bulan Juli, 14 sipil meninggal dunia, 8 diantaranya adalah anak-anak. Di bulan Mei, tentara AS membunuh seorang gadis berusia 12 tahun dalam serangan malam hari. Pada bulan Maret, sembilan anak laki-laki yang tengah mengumpulkan kayu bakar di bagian timur Afghanistan, dibombardir dalam serangan udara AS.

Salibis AS yang mendukung milisi bayaran Afghan, baru-baru ini memukul anak-anak, mencabut kuku kaki-kaki seorang bocah laki-laki serta segerombolan salibis memperkosa anak laki-laki berusia 13 tahun. Di bulan Februari tahun lalu, sebuah serangan malam hari yang dilancarkan oleh salibis AS, menewaskan seorang remaja putri dan dua wanita yang tengah mengandung. Di bulan September tahun lalu, serangan helikopter salibis NATO menewaskan tujuh sipil, empat diantaranya adalah anak-anak.

Laporan PBB di tahun lalu menemukan bahwa sedikitnya 350 anak Afghan telah menjadi korban kebiadaban tentara salibis di tahun 2009 saja.

Dalam video lain yang terjadi di tahun 2008, Guardian mencakup berbagai insiden kekejaman terhadap warga sipil Afghanistan oleh pasukan koalisi. Berikut adalah kutipan dari salah seorang yang diwawancarai di dalam video :

“Kami berjalan, aku memegang tangan cucuku, kemudian ada suara keras dan semuanya menjadi putih ketika aku membuka mata. Semua orang berteriak. Aku berbaring beberapa meter dari jarak sebelumnya, aku masih memegang tangan cucuku, tapi sisanya telah pergi, aku memandang sekeliling dan melihat potongan tubuh di mana-mana.”

Namun Barack Obama dan para anteknya di Kongres bisa berbicara mengenai perang Afghanistan merupakan layanan luar biasa tentara Amerika, berbohong mengenai keamanan Afghaistan dan tanggal sewenang-wenang yang menyesatkan yang diumumkan terkait penarikan pasukan Amerika. Kebohongan, tak berguna dan tanpa tujuan dari perang terus berlanjut tanpa ada perhatian yang dibayarkan terhadap anak-anak. (arrahmah/moslem idea)

Diskriminasi Aparat terhadap Masyarakat Muslim Ambon


AMBON – Satu lagi bukti kondisi di Ambon masih mencekam, dan kaum Muslimin Ambon masih didiskriminasi. Kaum Muslimin Ambon diprovokasi oleh Kristen Ambon, dengan cara membakar sebuah tempat kost di Jalan Mutiara Mardika di belakang Pusat Pendidikan Komputer) PUSDIKOM, Ahad (16/10/2011) sekitar pukul 21.30. Berikut laporan lengkapnya sebagaimana dituturkan Koresponden Arrahmah.com langsung dari TKP

Tempat kost warga Muslim dibakar

Ahad (16/10/2011), sekitar pukul 21.30 WIT, sebuah tempat kost di Jalan Mutiara Mardika di belakang Pusat Pendidikan Komputer) PUSDIKOM dibakar oleh orang yang tidak dikenal. Tempat kost milik Bapak Marjito terdiri dari 2 lantai yang terbuat dari papan. Lantai atas terdiri dari 8 kamar yang dikostkan, sedangkan lantai bawah dijadikan tempat tinggal keluarga Bapak Marjito. Tempat tersebut sudah sekitar 1 bulan ditinggal mengungsi penghuninya akibat kerusuhan Ambon, yang terjadi pada tanggal 11-13 September 2011 lalu. Penghuninya mengungsi dikarenakan tempat tersebut berada di perbatasan antara kawasan Muslim dan kawasan Kristen dan selalu menjadi sasaran penyerangan dari pihak Kristen.

Dalam pembakaran tempat kost tersebut yang diduga keras dilakukan oleh massa Kristen, bangunan dapur habis terbakar. Di TKP ditemukan bekas botol air mineral yang dipergunakan untuk membawa bensin oleh pelaku. Keterangan dari saksi yang diwawancarai oleh Koresponden Arrahmah.com mengatakan bahwa ketika terjadi pembakaran tersebut dirinya dan masyarakat Muslim sekitar langsung bergotong royong memadamkan api dengan air. Setelah api padam barulah aparat keamanan dari TNI dan polisi menyisir daerah sekitar kejadian. Anehnya, polisi justru membawa 3 orang Muslim ke Polres Pulau Ambon dengan alasan untuk dijadikan saksi. Mereka dibawa ke Polres dari jam 10 malam dan baru dipulangkan pukul 02.30 pagi.

Masih ada diskriminasi di Ambon

Salah satu dari 3 orang saksi yang juga berhasil diwawancarai oleh Koresponden Arrahmah.com dan meminta namanya dirahasiakan, mengatakan bahwa mereka diperlakukan seperti tersangka. Mereka dipersiksa oleh penyidik Polres Ambon yang bernama Vilki Sohuat yang beragama Kristen. Dalam pemeriksaan tersebut dibuat BAP saksi oleh penyidik dengan dilengkapi foto para saksi. Ada kalimat tidak sedap dari penyidik Kristen tersebut kepada para saksi dimana penyidik mengatakan “Oh ini ya preman-preman Jakarta”. Sungguh aneh apa yang dilakukan oleh aparat keamanan, mereka bukannya mengejar dan mencari pelaku justru malah para saksi yang memadamkan kebakaran dicurigai sebagai pelaku.

Ketika para saksi dibawa oleh polisi ke Polres Pulau Ambon, mereka dijanjikan akan diantar pulang jika pemeriksaan telah selesai. Namun kenyataannya tidak demikian. Para saksi pulang pukul 02.30 WIT tanpa diantar tapi pulang sendiri-sendiri. Mereka dipulangkan setelah teman-teman dari masyarakat Muslim menjemput mereka di Mapolres Pulau Ambon. Kejadian ini membuktikan bahwa Ambon belum kondusif dan aparat keamanan belum mampu menciptakan rasa aman dan rasa adil bagi masyarakat Muslim Ambon. Masih ada diskriminasi di Ambon! (arrohmah/moslem idea)

FPI serukan perangi gerakan pemurtadan


BEKASI – Gerakan kristenisasi yang dilakukan secara massif oleh para misionaris dengan mendompleng program Mobil Pintar di SD Negeri dan SD Islam Bekasi adalah alarm penting agar umat Islam meningkatkan kewaspadaan dan memerangi segala bentuk gerakan pemurtadan akidah.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Front Pembela Islam (FPI) Bekasi Raya, KH Murhali Barda kembali mengingatkan umat agar mewaspadai gerakan pemurtadan di Bekasi Raya yang semakin berbahaya dan ugal-ugalan.

“Pembaptisan massal terhadap siswa-siswi di delapan SD Negeri dan SD Islam di Tambun Bekasi ini adalah tantangan dakwah. Ini adalah bukti konkret yang tak terbantahkan bahwa Kuffar Salibis menargetkan Bekasi, baik Kota atau Kabupaten sebagai salah satu Mercusuar Kristenisasi di Indonesia,” jelasnya seperti dikutip voa-islam.com saat usai menggelar acara Silaturahmi Keluarga Besar FPI Bekasi Raya, malam Ahad (15/10/2011).

Murhali prihatin dengan kondisi umat yang tidak fokus membentengi akidah dan melawan gerakan pemurtadan. Salah satu penyebabnya adalah gerakan deradikalisasi dan isu teroris. Menurutnya, dua isu ini telah memandulkan perjuangan dan dakwah umat Islam.

“Sayangnya, umat Islam disibukkan bahkan dibuat mandul dengan isu teroris dan gerakan deradikalisasi,” jelas Murhali yang belum lama keluar dari rumah tahanan karena berjuang membentengi akidah umat dari arogansi HKBP itu.

Berkaca dari insiden Ciketing yang justru dimanfaatkan pihak lain, Murhali mengimbau para aktivis Muslim agar perjuangan melawan pemurtadan dilakukan dalam shaff yang rapat, lurus dan dalam koridor hukum yang benar.

“Maka bangkitlah kalian wahai singa-singa Islam! Perkokoh barisan sebagaimana tentara-tentara yang siap berperang! Perangilah gerakan salibis kuffar dan jangan gentar! Allahu ma’akum. Allahu akbar..!!” serunya. (arrahmah/moslem idea)

Jumat, 14 Oktober 2011

Waspadalah! Mobil Pintar Ani Yudhoyono Diperalat untuk Kristenisasi


BEKASI – Program Mobil Pintar yang digagas Ibu Negara Ani Yudhoyono dan istri para menteri negara diselewengkan oknum misionaris untuk melakukan kristenisasi di SD Negeri dan SD Islam Bekasi. Pemerintah harus mengusut tuntas oknum misionaris yang mencoreng dunia pendidikan dengan isu SARA.

Untuk meningkatkan pendidikan dalam mencerdaskan bangsa, Ibu Negara Ani Yudhoyono dan para istri menteri Kabinet Indonesia Bersatu membentuk SIKIP (Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu).

Tiga program andalan SIKIP untuk mencerdaskan bangsa adalah Mobil Pintar, Motor Pintar dan Rumah Pintar yang digagas oleh Ibu Ani Yudhoyono. Tiga program ini mengacu pada UU No. 43 th 2007 tentang Kebijakan PKM, yaitu Pembudayaan Kegemaran Membaca (PKM) dilakukan melalui Keluarga, Satdik dan Masyarakat, antara lain: pertama, Keluarga, difasilitasi Pemerintah dan Pemerintah Daerah melalui buku murah dan berkualitas, Kedua, Satdik, dengan mengembangkan dan memanfaatkan perpustakaan sebagai proses pembelajaran, dan ketiga: Masyarakat, penyediaan sarana perpustakaan di tempat umum yang mudah dijangkau, murah dan bermutu.

Dalam situs resminya disebutkan misi dan visi Mobil Ptar adalah sebagai sumber belajar dan program pembelajaran multi fungsi. Sumber belajar dalam Mobil Pintar meliputi buku bacaan yang 85% untuk anak-anak, CD interaktif, arena panggung dan perangkat komputer jenis laptop serta arena permainan edukatif. Program pembelajaran dirancang untuk mengembangkan seluruh potensi kecerdasan. Program pelayanan pendidikan ini diberikan secara gratis. Setiap pembelajaran dimulai dengan jingle Mobil Pintar.

Sayangnya, dalam praktiknya di Bekasi, program Mobil Pintar yang digagas oleh Ani Yudhoyono ini diselewengkan oleh para misionaris untuk melakukan kristenisasi. Fakta-fakta adanya kristenisasi terungkap dalam insiden di SD Negeri Mangunjaya 01 & 05 pada Kamis (6/10/2011), dan di SD Islam Al-Hikmah pada Kamis, (13/10/2011).

Muhammad Faisal MMPd, Praktisi Pendidikan Luar Sekolah (PLS), menyayangkan insiden bernuansa SARA yang mencoreng dunia pendidikan yang dimotori Ibu Negara Ani Yudhoyono tersebut. Menurutnya, pemurtadan di kalangan sekolah adalah pembodohan terhadap umat Islam yang harus diperangi. “Bila ditunggangi misi Kristenisasi, maka Mobil Pintar itu tidak mencerdaskan, tapi justru membodohi umat,” ujarnya kepada voa-islam.com, Jum’at (14/10/2011).

Menurutnya, misi terselubung dalam Mobil Pintar di SD Bekasi adalah penyimpangan yang harus diusut tuntas oleh pemerintah, karena mencoreng nama Ibu Negara sebagai pemrakarsa program tersebut. “Seharusnya, sebagai perpustakaan berjalan, Mobil Pintar itu harus menyediakan aneka buku bacaan untuk rakyat. Anehnya, Mobil Pintar di Bekasi ini berisi roti, susu dan alat tulis bercorak Kristen yang disinyalirntuk program kristenisasi terselubung. Ini memalukan dunia pendidikan,” kecam Faisal yang juga Pembina Gerakan Pelajar Anti Pemurtadan Bekasi (GPAPB) itu. “Usut tuntas penyalahgunakan Mobil Pintar ini. Secara tidak langsung, oknum-oknum ini mencatut Ibu Ani Yudhoyono,” tandasnya.

Selain mendesak pemerintah mengusut tuntas, Faisal mengimbau umat Islam untuk bersatu memer angi gerakan pemtadan, karena misi mereka sudah melampaui batas kewajaran. “Oleh karena itu umat Islam harus bersa tu padu untuk merangi gerakan pemurtadan yang sudah merambah dunia Pendidikan,” imbaunya.

Senada itu, Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Bekasi, Bernard Abdul Jabbar mengecam keras misi Kristen yang dipaksakan ke dunia pendidikan secara licik itu. Menurutnya, kristenisasi berkedok Mobil Pintar ini adalah gaya baru pemurtadan untuk mengejar target menjadikan Indonesia 50 persen Kristen.

“Kristenisasi yang dilakukan terhadap SD Negeri dan SD Islam di Mangunjaya Tambun Bekasi ini adalah modus baru. Misi terselubung yang mempergunakan falitas negara ini mereka lakukan untuk mengejar program jangka panjang limapuluh tahunan. Mendekati tahun 2020 ini mereka ingin mengkristenkan Indonesia dengan menargetkan 50 persen Kristen,” ujarnya di kantor Dewan Dakwah Bekasi, Kamis malam (13/10/2011). “Mereka tak segan-segan mencatut yayasan yang digawangi Ibu Ani Yudhoyono,” tambahnya.


Menurut dai yang akrab disapa Ustadz Bernard ini, kelicikan misi kristenisasi di SD Negeri dan SD Islam itu biasa dijustifikasi dengan ayat-ayat Alkitab (Bibel). “Apa yang mereka lakukan ini mengacu pada Injil Matius pasal 10 ayat 16. Mereka licik seperti ular dan santun bagai merpati,” jelasnya.

Karenanya, Bernard mengimbau para guru baik guru SD Negeri maupun guru SD Islam agar meningkatkan kewaspadaan dalam menjaga akidah anak didiknya.

“Para guru harus selalu waspada dan mengawasi gerak-gerik misionaris di dunia pendidikan,” ujar ustadz mantan misionaris Katolik ini.

Agar insiden SARA di dunia pendidikan ini tidak terulang, Bernard mendesak pemerintah untuk menangkap dan mengusut tuntas para misionaris berkedok Mobil Pintar itu. “Pemerintah harus menindak tegas oknum-oknum tak bertanggung jawab yang memakai fasilitas negara dan mencatut ya yasan para pejab negara. Bila tidak, maka dunia pendidikan akan kacau karena bisa memicu sentimen SARA antikristen,” pungkasnya. [voa-islam/moslem idea]

Rabu, 12 Oktober 2011

Brunei mulai terapkan syariat Islam di semua bidang?


BANDAR SERI BEGAWAN – Ini berita gembira bagi kaum Muslimin. Brunei Darussalam, sebuah negara makmur di kawasan Asia Tenggara berencana mengimplementasikan syariat Islam di semua bidang. Hal ini diketahui dari laporan Brunei Darussalam tahun 2010 yang diterbitkan oleh Oxford Group yang bekerjasama dengan Kantor Perdana Menteri. Akankah kesultanan Brunei menjadi Negara Islam pertama di kawasan Asia Tenggara?

Dimulai dari pendidikan

Anak-anak Muslim dari usia tujuh tahun harus mengikuti sekolah agama di bawah Perintah Pendidikan Agama yang akan datang, sementara bidang lain juga akan menyaksikan Syariah diimplementasikan.

Dalam laporan Brunei Darussalam 2010, yang diterbitkan oleh Oxford Business Group dalam kerjasama dengan Kantor Perdana Menteri, Menteri Urusan Agama Pengiran Dato Seri Setia Dr Haji Mohammad Pengiran Haji Abdul Rahman menyoroti upaya Kesultanan untuk mengembangkan keahlian Syariah.

Di antaranya Menteri menjelaskan bahwa Brunei Darussalam akan meningkatkan keahlian Syariahnya dalam pendidikan agama. “Syariah mewajibkan bagi setiap pria dan wanita untuk memperoleh pendidikan,” ujar Pg Dato Dr Haji Mohammad.

“Brunei Darussalam akan mengimplementasikan Perintah Pendidikan Agama, di mana semua anak-anak Muslim dari usia tujuh tahun harus masuk sekolah agama di tingkat dasar jika tidak maka orangtua mereka akan dihukum,” ujar menteri.

“Pendidikan agama di tingkat pendidikan menengah, pasca menengah, dan pendidikan tinggi juga ditingkatkan dengan persyaratan dari negara ini,” ujarnya.

Mengembangkan keahlian Syariah di negaranya, Brunei Darussalam bisa menyaksikan Syariah dipraktikkan di dalam bisnis dan perdagangan untuk selanjutnya. Menteri menjelaskan bahwa Syariah mendukung aktivitas perdagangan dan saat ini tengah diperiksa untuk diperkenalkan di bidang lain.

Transaksi bisnis berbasis syariah

Menyoroti mudaraba (pembiayaan modal), murabaha (pembiayaan ongkos plus), sara (sewa), bai bi al thaman al ajil (pembayaran di muka), hawala (transfer), salamjuala (pembayaran atas penyelesaian, dan istisna (untuk pengiriman ditetapkan untuk dilakukan untuk memesan barang), Pg Dato Dr Hj Mohammad mengatakan bahwa Kementerian Urusan Agama akan memperkenalkan metode-metode itu di bidang bisnis dan perdagangan.

“Untuk tujuan ini, amandemen tengah dipertimbangkan dan hukum baru sedang dalam proses penyusunan,” ujar Menteri. Dia menambahkan bahwa, “Riba atau bunga akan dilarang dalam semua transaksi bisnis,” dengan beberapa hukum yang sudah diubah sesuai Syariah.

Pg Dato Dr Hj Mohammad juga menggarisbawahi bahwa kemajuan Kesultanan dalam keahlian Syariah adalah hasil dari satu faktor krusial. “Keberhasilan kami dalam keahlian Syariah berakar pada pendidikan,” ujarnya.

“Sampai saat ini, Kementerian Urusan Agama telah cukup berhasil mencapai tujuannya. Namun, kami masih harus lulus untuk memenuhi persyaratan negara dalam pendidikan Islam, dakwah, Masjid, dan lembaga-lembaga lainnya.”

Dia mengatakan bahwa Brunei sudah mengimplementasikan Syariah di sejumlah bidang. “Hukum Syariah mengakui hak asasi manusia selama lebih dari 14 abad,” ujar Menteri, seraya menambahkan bahwa Kesultanan berusaha keras untuk mengimplementasikan hak asasi manusia di negaranya.

Semoga tindakan Brunei memicu negara-negara serumpuna di Asia Tenggara, termasuk Indonesia untuk menerapkan syariat Islam secara menyeluruh. Insya Allah!
(arrahmah/moslem-idea)

Bagaimana nasib kaum Muslimin Ambon sebulan pasca kerusuhan?

AMBON – Sebulan telah berlalu dari kerusuhan Ambon, 11 September 2011. Bagaimana nasib kaum Muslimin di sana? Apakah para pengungsi sudah kembali ke rumah-rumah mereka? Apakah kondisi mereka masih memprihatinkan? Berikut kabar terbaru tentang kondisi kaum Muslimin Ambon sebagaimana diceritakan oleh Koresponden Arrahmah.com langsung dari TKP!

Jeritan kaum Muslimin Ambon

Sebulan sudah kaum Muslimin kampung Waringin, Ambon menjalani hidup sebagai pengungsi di negeri sendiri. Mereka adalah korban kekejaman kaum nasrani pada peristiwa kerusuhan Ambon, 11 September 2011. Pada peristiwa tersebut nyawa 7 Muslim Ambon terenggut, 100 orang lebih kaum Muslimin terluka parah dan ringan, ratusan rumah kaum Muslimin di Kampung Waringin ludes dibakar pihak nasrani.

Hari ini kaum Muslimin mengungsi di beberapa tempat di kota Ambon, seperti gedung Telkom Talake & bangunan pasar belakang Ambon Plaza yang belum difungsikan. Ketika saya mengunjungi para pengungsi tadi siang, mereka mengatakan bahwa untuk kebuutuhan makan seperti beras, mie instan, dan ikan kaleng tercukupi. Perlengkapan pakaian seperti selimut, baju, dan seragam sekolah juga tercukupi. Untuk peralatan dapur seperti kompor, alat masak, piring, dan lain-lain juga terpenuhi. Pelayanan kesehatan selama 24 jam juga terpenuhi dilayani oleh tenaga medis dari Puskesmas.

Saat ini yang mereka butuhkan adalah uang untuk memenuhi kebutuhan mereka di luar kebutuhan makan dan minum, seperti untuk membayar biaya anak-anak sekolah dan ongkos transport anak-anak mereka menuju sekolah, yang dengan mereka mengungsi maka tentunya jarak menuju sekolah anak-anak mereka lebih jauh. Hingga hari ini, baru satu kali mereka menerima bantuan uang tunai sebesar Rp. 35.000,- untuk setiap satu kepala keluarga.

Kaum Muslimin wajib bantu

Demikianlah kondisi kaum Muslimin Ambon sebulan pasca kerusuhan. Apakah dengan uang Rp. 35.000 yang pernah mereka dapatkan sekali itu sudah cukup? Bagaimana dengan kehidupan mereka selanjutnya? Bagaimana dengan nasib anak-anak yang kehilangan ayah dan ibunya menjadi janda? Juga nasib para pengungsi yang hingga kini belum juga bisa kembali ke rumah mereka, karena memang sudah musnah dibumihanguskan kaum nasrani. Semoga dengan informasi ini kaum Muslimin di manapun tergerak hatinya untuk dapat meringankan beban kaum Muslimin Ambon. Insya Allah!

(arrahmah/moslem-idea)

Sabtu, 08 Oktober 2011

Ketika Media Nasional Membungkam Tragedi Ambon 9/11



Kita sering mengeluarkan uang yang tidak sedikit hanya untuk mendapatkan informasi berita yang terbaru di lingkup negeri kita ini atau negeri tetangga, namun sayangnya ketika kita sudah membeli dengan uang yang tidak sedikit untuk mendapatkan berita yang bisa dipercaya, namun hari ini kita sering disuguhkan berita-berita yang menipu dan juga merugikan khususnya umat Islam, seperti kasus Ambon sendiri banyak umat Islam yang tidak tahu kejadian sebenarnya, hal ini disebabkan media yang tak pernah memberitakan suatu peristiwa jika korbannya adalah umat Islam, namun sebaliknya jika yang jadi korban adalah umat selain Islam, maka media sering membesar-besarkan seolah-olah yang salah adalah umat Islam.
Saatnya sekarang umat Islam untuk sadarkan diri, untuk tidak mudah mengeluarkan dana hanya untuk mendapatkan informasi yang update, padahal banyak situs-situs Islam yang selalu update dalam menyampaikan informasi yang berimbang.
Saatnya untuk memberikan dukungan kepada media Islam yang berani dan jujur dalam menyampaikan berita sesuai dengan fakta

Jakarta – Menarik untuk dikaji, kenapa media nasional bungkam untuk memberitakan dibalik Tragedi 9/11 di Ambon. Hanya media Islam saja, yang gencar memberitakan secara detail apa yang terjadi di sana. Ada kesan, media nasional sengaja menutup-nutupi derita muslim Ambon, seperti rumah muslim yang dibakar, dan kematian tukang ojek Darmin Saiman.

“Kenapa media nasional bungkam? Karena media nasional punya kepentingan bisnis. Media nasional ingin membela sesuatu yang oleh pemerintah dianggap merugikan masyarakat banyak. Bom dianggap merugikan masyarakat banyak, tapi malah berujung merugikan umat Islam,” kata Koordiantor ICAF Mustofa B Nahrawardaya.

Harus diakui, media umum tidak pernah membicarakan soal dampak. Media umum hanya membicarakan kejadiaan saat berlangsung, hanya mengutip pernyataan resmi pemerintah, tanpa membongkar dibalik peristiwa tersebut. Bagaimanapun media umum berkepentingan dengan pemerintah supaya tidak dibredel, karena media umum didirikan dengan biaya besar dan melalui negosiasi yang sangat rumit.

“Kalau media umum ditutup, tentu akan merugikan mereka. Media umum lebih memilih cari aman. Kalau pun ada media yang berseberangan, biasanya bukan pendapat media itu, tapi minjem mulut tokoh tertentu, itu pun tidak serius. Atau, media tidak mampu membongkar suatu kasus. Karena, satu kasus belum selesai, sudah muncul kasus yang lain. Media pun dibuat sibuk sedemikian rupa, agar tidak focus membongkar adanya kejanggalan yang terjadi.”

Menurut Mustofa, gugurnya Darmin Saiman, yang menimbulkan pertanyaan, apakah murni kecelakaan atau dibunuh, seharusnya diungkap secara tajam dan apa adanya oleh media nasional.

“Persoalannnya adalah apakah hukum bisa ditegakkan, meski media telah memblow up foto vulgar soal tragedi di ambon beberapa waktu lalu. Bahkan tanpa ada berita dan foto sekalipun, tetap saja penegakan hukum tidak menjamin.”

Ketika masyarakat tidak disugukan gambar yang sesungguhnya terjadi, media dianggap menutupi fakta. Sedangkan, media dituntut member informasi berdasarkan fakta, tapi kemudian fakta yang ditunjukkan itu dihalang-halangi, bahkan dianggap memprovokasi.

“Apakah provokasi hanya disebabkan oleh gambar? Kan tidak. Sekarang provokasi bisa dilakukan dengan agenda-agenda tersembunyi, atau dikenal dengan strategi yang soft. Misalnya, kenapa 8 orang tewas di Ambon bisa terjadi, dan sebenarnya ini juga provokasi, tapi tidak kelihatan secara gambar. Apa bedanya foto dengan dengan perbuatan mereka.”

Ironisnya, lanjut Mustofa, kenapa pemberitaan Bom Solo, meski yang tewas hanya satu nyawa, sedangkan Ambon 8 nyawa tidak diberitakan secara detail. Ini bukti, pemerintah gagal untuk membuktikan apa yang sesungguhnya terjadi. Boleh jadi pemerintah berpikir, mungkin karena yang tewas ada dikedua belah pihak (islam kristen), kemungkinan tidak menimbulkan kecurigaan atau sebuah provokasi. Tapi, ketika yang tewas satu dari agama tertentu, peristiwa ini menjadi provokasi bagi yang lain.[voa-islam]

Selasa, 20 September 2011

Terus merugi, AS ciptakan mobil perang tuk hadapi bom ranjau Mujahidin

WASHINGTON – Saat ini, kondisi keuangan negara teroris AS tengah carut-marut.

Banyak pihak telah menuntut pemerintah agar mengganti kebijakan luar negerinya (terutama kebijakan perang-red) agar tidak terus-menerus mengeruk anggaran negara.

Mobil perang Humvee yang legendaris hampir dipastikan tidak akan terpakai lagi oleh militer salibis Amerika Serikat untuk mendukung nafsu perangnya. Perusahaan pembuat diklaim mengalami kebangkrutan. Kini militer AS tengah mencari pengganti Humvee dan L-ATV adalah salah satu calon penerusnya.

Sebuah perusahaan bernama Oshkosh Defense yang berbasis di Wisconsin, Amerika Serikat baru-baru ini memperlihatkan sebuah mobil militer anyar bernama Light Combat Tactical All-Terrain Vehicle alias L-ATV.

Mobil ini disetting sebagai pengganti Humvee dan ditawarkan ke militer Amerika Serikat.

Untuk mobil ini, Oshkosh Defense mengatakan kalau L-ATV memiliki segudang keunggulan yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan militer.

Lapisan baja anti peluru dan bom yang melindungi lapisan luar tubuhnya diklaim mampu dikonfigurasi dengan berbagai situasi. Sementara kapsul yang berada di dalamnya di desain agar bisa digunakan militer dan miliki kompabillitas ketika militer ingin meng-up grade teknologi kendaraannya.

Sementara kaki-kakinya ditunjang suspensi independen TAK-4i yang memiliki per 20 inchi, lebih panjang 25 persen dibanding yang digunakan mobil militer AS saat ini dan membuat mobil ini mampu melahap medan ganas sekalipun.

Dan yang paling menarik dari mobil ini adalah dapur pacunya. Dahulu, mobil-mobil militer AS yang menggunaka Humvee selalu saja dikenal sebagai sebuah mobil yang buas, yang rakus bahan bakar. Namun citra itu akan berubah bila militer AS menggunakan mobil ini.

Seperti diketahui, militer salibis AS telah mengalami kekalahan telak di Afghanistan. Selain ribuan tentara mereka telah berjatuhan, secara keuangan mereka pun dihantam oleh Mujahidin Afghanistan. Amerika Serikat telah dibuat merugi sedemikian rupa.

Militer AS terus-menerus mencari inovasi baru untuk menghadapi serangan Mujahidin Afghanistan. Mobil perang L-ATV ini sejatinya diciptakan untuk menghadapi serangan bom ranjau yang terkenal merupakan pembunuh nomor satu di Afghanistan bagi tentara salibis yang bercokol di sana. (arrahmah.com/moslem-idea)

Senin, 15 Agustus 2011

Selamatkan Aqidah Umat Islam dari Konspirasi Gerakan Deradikalisasi


Yogyakarta- hari ahad kemarin (15/8) di Masjid Kampus Universitas Gajah Mada Yogyakarta diadakan acara bedah buku terbitan MUI Surakarta dengan judul “Kritik Evaluasi & Dekontruksi Gerakan Deradikalisasi Aqidah Muslimin di Indonesia”, buku yang pernah dibedah sebelumnya di masjid Baitul Makmur Sukoharjo (31/7) dan juga di Gedung Pasca Sarjana UMS (16/7) dan rencana akan dibedah pula dibeberapa kota setelah Syawal.
Pada Acara tersebut dihadiri ratusan jamaah dari beberapa daerah di Yogyakarta, mereka dengan sangat antusias mendengarkan pemaparan dari para Pemateri yang diantaranya; ust. Mudzakir (Pimpinan Ponpes Al Islam Solo), H.M. Lutfie Hakim, SH. MH (Komisi Hukum & Perundang-Undangan MUI Pusat), Dr. Eko Prasetyo, SH. (Dir. PUSHAM UII Yogyakarta). Sementara itu Ketua MUI Surakarta Prof Zaenal Arifin Adnan menyampaikan dalam sambutan pembuka acaranya ”Bahwa Kami sangat prihatin karena ternyata ada pihak-pihak yang mencoba melakukan deradikalisasi, tetapi ternyata salah dalam menerapkan ayat dan hadis. Ini sangat membahayakan Akidah Umat Islam” dan beliau juga menambahkan “bahwa buku putih terbitan MUI Surakarta ini juga diminta oleh Kedutaan Amerika sebanyak 15 eksemplar dan alhamdulillah sudah kita kirimkan supaya bisa beredar di sana untuk dipelajari”.
Sedangkan ust. Mudzakir dalam membedah buku MUI Surakarta pada intinya menyampaikan, bahwa dalam acara Haloqah Nasional yang digagas oleh BNPT, mereka menggunakan kata radikal tidak sesuai dengan arti sesungguhnya, mereka menginginkan supaya umat Islam itu hanya menjalankan ajarannya secara formal saja, yaitu cukup hanya sholat, puasa dan haji saja dan jangan sampai ada fikiran untuk menegakkan syariat Islam, dan disamping itu ada bebarapa usaha penyesatan melalui serangan terhadap apa yang mereka sebut sebagai Islam Radikal sedangkan apa yang mereka sebut Islam radikal adalah orang-orang yang ingin menjalankan Islam dengan sebenar-benarnya, kemudian usaha lain dari program deradikalisasi ini adalah dengan menyelewengkan tafsir dari ayat dan hadits yang berkenaan dengan jihad dan penegakkan syariat Islam agar sesuai dengan apa yang mereka inginkan.
Adapun pemateri ke dua Dr. Eko Prasetyo, SH menyampaikan, bahwa buku ini (terbitan MUI Surakarta) berusaha untuk melawan cara pandang pemerintah dan masyarakat saat ini tentang stereotip terorisme, Kenapa ada cara pandang BNPT tentang stereotip terorisme, 1. Karena posisi Negara kita sangat tergantung dengan barat, 2. Pemerintah hampir tidak memiliki prestasinya, seperti dalam penanganan korupsi, panggundulan hutan, penanganan bencana dsb, hanya dalam penanganan terorisme aja yang mereka anggap sebagai prestasi yang penting, 3. Uang yang menjanjikan dari proyek terorisme, Laporan BBC menyatakan bahwa proyek terorisme menghasilkan nilai trilyunan rupiah yang tentunya nilainya tidak sedikit.
Sedang H.M. Lutfie Hakim, SH. MH menyampaikan bahwa radikalisme yang dinisbatkan pada ajaran agama islam itu merupakan tuduhan yang luar biasa untuk mematikan beberapa idiom islam diantaranya, pertama; syariat islam, kedua; daulah islamiyah atau khilafah dan yang ketiga; jihad, tiga hal ini yang sering dilontarkan dari mulut ansyad mbai dan kemudian disosialisasikan ke berbagai daerah. Apabila ada sesorang yang secara sengaja tidak menghendaki syariat islam dan jihad maka tidak bisa lagi disebut sebagai seorang Islam , hal ini dijelaskan dalam surat Al Maidah ayat: 44. (rtn/moslemidea)

Senin, 13 Juni 2011

Seorang Yang dituduh Teroris Tewas Dalam Interogasi Densus 88


BANDUNG - Sejak Kamis hingga Senin kemarin paling tidak Densus 88 sudah menangkap 16 pria yang diklaim polisi sebagai anggota jaringan teroris. Selain di Poso, Jakarta, Kutai Kartanegara, pada hari Ahad 12 Juni 2011 seorang pria di Soreang, Bandung juga dibekuk Densus 88.

Pria yang ditangkap Densus 88 di Bandung diketahui bernama Untung alias Khidir. Pria asli Surabaya ini ditangkap Ahad kemarin saat sedang menggendong anaknya paling kecil. Untung dibawa Densus 88 dalam keadaan hidup.

Namun pagi ini Selasa 14 Juni, MuslimDaily mendapat pesan bahwa Untung alias Khidir yang ditangkap Densus 88 akan dipulangkan kepada keluarganya, namun dalam keadaan menjadi mayat atau sudah meninggal. Kemungkinan Untung meninggal dalam proses penyidikan.

Menurut seorang wartawan dari Jawa Pos, dalam Twitternya yang beralamat di @ridlwanjogja, Untung alias Khidir ditangkap pada Ahad 12 Juni bersama istrinya, dalam keadaan sehat.

Kemudian semalam Untung sudah dikabarkan meninggal dunia. Jenazah Untung akan dikembalikan kepada keluarga, namun Densus 88 memberikan syarat jenazah tidak boleh dibuka, tidak boleh lapor kepada TPM dan tidak boleh lapor ke media.

Saat ini rumah Untung di komplek YUPI Soreang, Bandung dijaga ketat 12 anggota Densus 88 bersenjata lengkap. Rencananya jenazah Untung akan dimakamkan pukul 9 pagi ini.

Untung meninggalkan satu istri yang sedang hamil dan tujuh anak yang masih kecil. (MIdea/MD)

Mendiknas: Sekolah Tolak Hormat Bendera Tidak Ditutup


Sekolah yang guru dan muridnya menolak melaksanakan penghormatan kepada bendera Merah Putih tidak perlu ditutup, kata Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh.

"Saya kira tidak harus tutup-menutup sekolah. Semua pihak harus memahami bahwa penghormatan dan penyembahan itu sesuatu yang berbeda," katanya usai menghadiri Kontes Robot Nasional (KRN) 2011 di UNiversitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Minggu.

Menurut dia, sebagai warga negara dan bangsa Indonesia, masyarakat seharusnya bisa membedakan mana yang merupakan bentuk penyembahan dan mana yang penghormatan. Semua pihak diminta untuk menghargai dan menjalankan kesepakatan yang ada.

"Sebagai warga yang hidup di Indonesia, sudah seharusnya menjalankan apa yang telah disepakati di negara ini, termasuk yang menyangkut bendera Merah Putih yang telah disepakati bersama. Jika tidak sepakat ya aneh," katanya.

Ia mengatakan, semua pihak seharusnya bisa memahami konteks dan kondisi kebangsaan dewasa ini, sehingga dapat menjalankan apa yang telah disepakati bersama.

"Saya secara khusus belum bertemu dengan penyelenggara sekolah yang tidak melakukan penghormatan kepada bendera Merah Putih," katanya.

Ditanya tentang dugaan tindak kecurangan dalam pelaksanaan Ujian Nasional (UN) Sekolah Dasar (SD) di Jawa Timur, ia mengatakan, sebenarnya langkah penyelesaian dengan mengulang ujian merupakan pilihan yang tepat.

"Saya kira penyelesaiannya cukup mudah, yakni dengan melaksanakan ujian ulangan. Dengan demikian, masalahnya selesai," katanya.

Ia mengatakan, dirinya memberikan apresiasi kepada orang tua yang menginginkan sikap jujur dalam proses pembelajaran di sekolah.

"Masyarakat seharusnya mengikuti aturan yang ada, dan tidak mengucilkan orangtua yang mau menumbuhkan sikap jujur pada anak didik," katanya.(MIdea/Hdytllh)

Polri Siapkan 1600 Personil, JAT Minta Tidak Overacting


Menjelang sidang pembacaan vonis terhadad Ustad Abubakar Baasyir (ABB) dalam perkara pelatihan militer di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (16/06/2011), Polri menyiapkan 1600 personil untuk pengamanan.

"Kami sudah siapkan pengamanan, jumlahnya 1600 personil," ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Sutarman di Bandara Halim Perdanakusuma, kemarin (13/06/2011). Jumlah personil itu, akan disebar di beberapa titik di sekitar PN Jaksel yang berada di Jalan Ampera Raya.

"Di ring 1, 2, dan 3. Juga mulai dari ujung jalan (Jalan Ampera Raya, Red)," katanya. Polri, lanjut Sutarman, sudah mengantisipasi semua kemungkinan yang bisa terjadi. Termasuk adanya ancaman bom.

Sementarab itu, dalam surat resminya yang dikirim ke redaksi hidayatullah.com, Direktur Media Center JAT Sonhadi mengatakan, menjelang vonis pada ustad Abu, banyak penggalangan opini secara sistematis yang disebutnya sebuah trial by pers untuk mempengaruhi persidangan.

“Padahal seharusnya “pengadilan rekayasa” berdasarkan Undang Undang maupun fakta persidangan tidak cukup bukti yang menyakinkan untuk mendakwa dan menvonis ustadz Abubakar Ba’asyir, kecuali dipaksakan beliau harus dihukum sesuai pesanan,” tulisnya.

Lebih jauh ia meminta dukungan media agar bisa menyampaikan berita dengan jujur, independent dan berimbang serta tidak menjadikan dirinya bagian dari upaya penyesatan opini dan kebohongan publik .

“Kami siap bekerja sama dengan rekan media untuk memberikan informasi maupun konfirmasi setiap pemberitaan mengenai Ustadz Abu dan Jamaah Anshorut Tauhid (JAT), demi terciptanya informasi yang cerdas dan berkualitas pada masyarakat, “ tambahnya.

Sonhadi mengatakan, saat putusan dibacakan majelis hakim, akan ada ratusan pendukung JAT. Dia memperkirakan, akan ada sekitar 500 orang yang memadati PN Jakarta Selatan. Mereka akan memberi dukungan moril terhadap Ba'asyir.

Meski demikian, ia tetap meminta Polri tidak berlebihan. Sonhadi menuding polisi terlalu overacting. Apalagi dengan menempatkan sejumlah penembak jitu dan menjalankan protap nomor satu. Padahal, kata dia, protap nomor satu hanya dijalankan untuk huru hara dan demonstrasi.

Seba menurutnya, massa JAT hanya datang untuk memberi dukungan moril kepada Ba'asyir. Mereka akan meminimalisir orasi dan fokus berdoa.

"Karena kami sudah yakin ini adalah persidangan rekayasa," katanya.*(Al/Hdytlh)

Minggu, 22 Mei 2011

Hanung, Kau Keterlaluan: Pesantren dan Kiyai Begitu Kau Burukkan

Wawancara suara Islam dengan tokoh sastrawan Taufik Ismail.


Tampaknya bangsa ini tidak kapok-kapok dengan sepak terjang kaum Komunis yang telah membunuh 100 juta manusia di 76 negara seluruh dunia selama 74 tahun kekuasaannya (1917-1991), atau 1,350 juta orang pertahun atau 3.702 orang perhari, sebagaimana disebutkan Taufiq Ismail dalam bukunya “Katastrofi Mendunia, Marxisma, Leninisma, Stalinisma, Maoisma dan Narkoba”.

Sementara di Indonesia kaum Komunis telah dua kali menggerakkan kudeta (1948 dan 1965) yang akhirnya gagal total.

Meski tindakannya selalu brutal dan menghalalkan segala cara, ternyata masih ada manusia Indonesia yang menjadi pengagum Komunisme bahkan berusaha memperjuangkannya melalui film-film yang selama ini dibuatnya, seperti yang dilakukan sutradara muda, Hanung Bramantyo, suami aktris Zaskia Adya Mecca, yang merupakan istri keduanya setelah ribut di Pengadilan Agama dengan istri pertama. Adapun film garapan Hanung yang sangat kental bau Komunisnya sekaligus Sepilis (Sekularis, Pluralis dan Liberalis) serta menghina Islam adalah Perempuan Berkalung Sorban (PBS). Saking kagumnya dengan Komunis, sampai-sampai ringtone hand phone Hanung bernada lagu khas Gerwani PKI, Genjer-Genjer. Hanung juga pernah membuat film yang sangat kental bau komunisnya, Lentera Merah, kalau diplesetkan menjadi Tentara Merah.

Film yang dibintangi aktris Revalina S Temat (Annisa) tersebut diambil dari Novel PBS karya Abidah El Khaleqy. Novel PBS sebelumnya mendapat penghargaan dari The Ford Foundation, sebuah NGO yang memperjuangkan faham Sepilis dan dikendalikan kaum Zionis Yahudi AS. Film tersebut mengisahkan kebobrokan pesantren dan kiyainya. Pesantren dan kiyainya dicitrakan kotor, sumber penyakit, sangat bengis, mudah main pukul, mengekang perempuan, mengekang hak berpendapat, menempatkan perempuan pada martabat yang rendah, suka main bakar buku-buku komunisme, suka main hukuman rajam secara serampangan dan sebagainya.

Dikisahkan, seorang santriwati yang juga putri kiyai pesantren, Annisa, dan tinggal di kompleks pesantren, frustasi karena ulah suaminya yang juga anak seorang kiyai yang sering melakukan kekerasan, akhirnya memutuskan untuk kembali dalam pelukan mantan pacarnya, Khudori, seorang alumnus sebuah perguruan tinggi di Kairo, Mesir. Bahkan Annisa yang sudah kebelet, mengajak Khudori untuk melakukan adegan ranjang di sebuah kandang kuda di pesantren tersebut, padahal kandang itu penuh dengan kotoran kuda. “Zinahi aku…Zinahi aku…!”, desak Annisa kepada Khudori sambil melepaskan jilbab dan pakaiannya satu persatu.

Ketika kedua insan lain jenis dan bukan suami istri tersebut sedang melakukan perzinahan, akhirnya datang rombongan santri dan suami Annisa mengerebeknya. Lalu keduanya mendapat hukuman rajam dengan dilempari batu oleh para santri. Lemparan batu baru berhenti setelah ibu Annisa berteriak sambil mengatakan, “ yang boleh melempar batu hanya orang yang tidak pernah melakukan dosa!”, padahal tidak ada orang yang tidak pernah melakukan dosa. Kata-kata dari ibu Annisa ini jelas mengutip dari cerita Kristen dari Kitab Injil, dimana dikisahkan seorang pelacur, Magdalena, dihukum rajam dengan dilempari batu. Kemudian datang Nabi Isa (Yesus) untuk menyelamatkannya dengan mengatakan, “yang boleh merajam hanya yang tidak punya dosa”. Jadi selain berbau Sepilis dan Komunis, film PBS juga beraroma Kristiani dan berusaha menghancurkan Islam lewat pintu budaya melalui film.

Jelas dengan menampilkan hukuman rajam yang sebenarnya tidak ada dalam novel aslinya, Karl “Hanung” Mark ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk membenci syariat Islam dan pesantren, sebab sejak dulu pesantren merupakan basis terkemuka dalam melawan gerakan PKI di Indonesia. Padahal itu hanya utopia dirinya sendiri, sebab selama ini belum pernah ada satupun pesantren di Indonesia yang melakukan hukuman rajam kepada santrinya yang melakukan perzinahan. Seolah-olah pesantren merupakan negara dalam negara dengan menegakkan hukumnya sendiri. Jelas ini merupakan distorsi terhadap hukum Islam dan upaya mengadu domba umat Islam dengan pemerintah. Dengan membuat film PBS, sesungguhnya Karl “Hanung” Mark telah melakukan anarkhisme psikis, yakni melakukan penyerangan secara psikis terhadap umat Islam dan pesantren sebagai salah satu simbol Islam di Indonesia. Karena dendam terhadap pesantren yang telah berjasa menghancurkan PKI, maka Hanung menyalurkan perlawanannya lewat film PBS. Hanung dengan sengaja telah menebar virus ganas Sepilis dalam film, tujuannya untuk menimbulkan citra buruk terhadap Islam dan umatnya sambil menebalkan kantong koceknya.

Sebagaimana dalam film Lentera Merah, dalam film PBS Karl “Hanung” Mark all-out mendukung Komunisme alias PKI isme. Terbukti dalam film PBS ada adegan pembakaran buku-buku karya Karl Mark dan sastrawan kiri Pramoedya Ananta Toer seperti Bumi Manusia, oleh para santri di lingkungan pesantren. Padahal dalam novel aslinya, jalan cerita tersebut tidak ada sama sekali. Bahkan buku-buku karangan Pramoedya seperti Bumi Manusia dan Anak Segala Bangsa sepertinya dijadikan bacaan wajib bagi Annisa dan para santri lainnya. Hal ini menunjukkan Hanung selain pengagum Karl Mark juga pengagum Pramoedya. Padahal banyak sastrawan sekaliber Pramoedya dan karya-karyanya malah lebih bermutu seperti Buya Hamka. Mengapa Hanung tidak menjadikan buku-buku Buya Hamba sebagai bacaan wajib bagi Annisa dan para santri lainnya, justru buku sastrawan yang pernah menghuni penjara di Pulau Buru itu dijadikan bacaan wajib.

Dengan demikian, sudah sangat jelas dalam film PBS terdapat motif ideologi Komunis yang dimaksudkan untuk memperjuangkan kembali tegaknya Komunisme di Indonesia meski dalam bentuk lain. Hanung mafhum betul bahwa satu-satunya jalan untuk mengembalikan ajaran Komunisme di Indonesia adalah mendiskreditkan ajaran Islam dan umatnya, dimana sasaran pertamanya adalah pondok pesantren yang selama ini menjadi basis kaum Nahdhiyyin dengan memojokkan para kiyai NU.
Adapun sasaran berikutnya adalah mendiskreditkan para pemimpin Islam di Muhammadiyah. Sebab kedua Ormas Islam ini mempunyai pengikut terbesar di Indonesia. Maka tidaklah mengherankan jika Hanung akan meluncurkan film KH Ahmad Dahlan “Sang Pencerah” tepat pada pelaksaan Muktamar Muhammadiyah ke 46 di Jogjakarta 2-8 Juli ini. Namun anehnya justru para pemimpin Muhammadiyah tidak curiga sama sekali akan sepak terjang Hanung selama ini yang selalu mendiskreditkan Islam dan para pemimpin Islam seperti dalam film PBS. Sekarang sudah terbukti, pemeran utama sebagai KH Ahmad Dahlan dalam film “Sang Pencerah” adalah Lukman Sardi, putra seorang komponis muslim dan pemain biola kawakan Idris Sardi namun sekarang telah murtad dari Islam dan menjadi Kristen. Bayangkan, seorang ulama besar pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan kok diperankan oleh seorang murtad, jelas ini suatu penghinaan terang-terangan terhadap Islam dan Muhammadiyah itu sendiri. Apa Ketua Umum dan 12 Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang terpilih dalam Muktamar nanti tidak malu ketika melihat pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan dilecehkan dan direndahkan pribadi dan martabatnya oleh Karl “Hanung” Mark ?

Berikut ini wawancara Tabloid Suara Islam dengan sastrawan, budayawan dan penyair kawakan yang telah melahirkan banyak karya lagu Islami dari Bimbo serta putra seorang ulama besar dari Pekalongan KH Ghofar Ismail, Taufiq Ismail, seputar film Perempuan Berkalung Sorban (PBS).


Pak Taufiq, anda sudah menonton film Perempuan Berkalung Sorban ?

Saya sudah nonton PBS.

Bagaimana kesan Pak Taufiq ?

Belum pernah selama saya ini menonton film, berapa puluh tahun lamanya, berapa ratus judul banyaknya, kalau dihitung-hitung sejak masa kanak-kanak dulu, berapa ya, sejak 63, 64 tahun lebih yang silam, belum pernah saya merasa dihina dan dilecehkan seperti sesudah menonton film Hanung ini.

Lho, kok sampai begitu, ya Pak ? Dihina ?

Ya ! Di dalam film itu, semua pesantren dan semua Kiyai jelek. Situasi pesantren kumuh, Kiyai-kiyai dengan keluarga digambarkan buruk. Kelakuan tak terpuji. Terasa fikiran utama yang mendasari pembuat film ini adalah spirit mencari cacat, membuka noda, memberi tahu penonton, ini lho yang reyot-reyot, yang sakit-sakit, yang pincang-pincang dari ummat Islam, tontonlah. Begitu.

Apakah ini film pertama yang Pak Taufiq tonton, yang terkesan menghina Islam ?

Tentu saja bukan yang pertama. Banyak film yang melecehkan ummat Islam, langsung tidak langsung, kentara dan tidak kentara. Tapi film-film itu dibuat di negeri lain, oleh orang-orang bukan Islam, dan memang dengan niat culas. Nah, PBS ini dibuat di dalam negeri, oleh sutradara bangsa sendiri. Ternyata niatnya sama juga. Culas.

Bagaimana kita bisa tahu bahwa niatnya culas ?

Kalau niat Hanung baik, misalkan terhadap yang buruk-buruk itu dia mau mengeritik secara konstruktif, maka dia akan berikan perbandingan pesantren yang rapi indah, tidak kumuh dan dia tonjolkan tokoh Kiyai yang berwibawa, yang memancarkan sinar seperti lambang Muhammadiyah. Itu tak dilakukannya.

Pak Taufiq, bagaimana jalan cerita film Perempuan Berkalung Sorban itu, yang novel aslinya ditulis Abidah El Khaliqy ?

Wah, saya tidak mau jadi petugas humas Hanung itu, menjelas-jelaskan jalan cerita filmnya untuk pembaca. Buat apa? Itu bukan kerja saya. Anda sebagai wartawan, tuliskan sendiri ringkasan ceritanya. Itu tugas anda. Mengingatnya saja sudah muak saya.

Sudah sedemikian tidak nyamannya perasaan Pak Taufiq ?

Bukan saja tak nyaman. Muak. Mual. Anak muda ini mau menunjukkan dirinya kreatif, super-liberal, berfikiran luas, tapi dengan mendedahkan kekurangan-kekurangan dan cacat-cela ummat, yang dilakukannya dengan senang hati. Bahkan mengarang-ngarang hal yang tidak ada.

Misalnya bagaimana ?

Misalnya diada-adakannya adegan rajam. Di pesantren tidak ada hukuman rajam terhadap pelaku zina seperti fantasi dalam kepala Hanung itu. Kemudian tokoh Nyai, isteri Kiyai lewat dialog memberi komentar tentang hal itu dengan mengutip Injil tentang Maria Magdalena. Apa hubungannya itu? Kenapa harus diambil dari khazanah Kristen? Pengambilan khazanah Kristen bisa saja, tapi baru masuk akal kalau sebelumnya ada pendahuluan reasoning, ada pemaparan logikanya. Ini tidak ada. Mendadak saja, ujug-ujug, kata orang Pekalongan. Kentara betul Hanung mau tampak hebat, memperagakan luas horison pandangannya. Sok betul. Sombong.

Apakah di novel aslinya ada adegan rajam itu ?

Mboten wonten, Mas. Tidak ada. Di sini terjadi improvisasi sutradara. Dan ini improvisasi yang kurang ajar. Maaf keras betul kalimat saya. Maaf. Di bagian ini Hanung tidak minta permisi pada novelis Abidah El Khaliqy, tidak amit-amit. Dia main terjang saja. Dia tidak kenal etik.

Apakah penambahan jalan cerita atau improvisasi harus izin novelisnya ?

Tidak harus begitu. Tergantung bentuk kontrak juga. Tapi sebagai sesama seniman dalam kreasi karya bersama begini, paling tidak harus ada diskusi. Diskusi tersebut dalam hal ini tidak ada.

Tidak ada ? Bagaimana Pak Taufiq tahu ?

Saya pernah tanya Abidah. Mereka pernah ada diskusi tentang esensi cerita, mengenai feminisme, tentang kehidupan pesantren, tetapi mengenai rajam tidak ada. Lalu…

Lalu bagaimana, Pak Taufiq ?

Lalu dia tabrak saja, jebret, bikin adegan rajam. Lantas fantasi dusta berikutnya yang menyolok adalah adegan pembakaran buku di pesantren itu. Di novel Abidah tak ada adegan pembakaran buku. Abidah lebih logis dan tidak sok seperti Hanung.

Seingat saya pembakaran buku pengarang-pengarang anti komunis dilakukan PKI dan ormas-ormasnya di tahun 1964 atau 1965, betul Pak ?

Betul sekali. Nah, di pesantren itu, di kelompok santri, ada diskusi buku. Dibicarakan tentang pengarang yang tertindas, ditahan tanpa diadili, tapi tetap kreatif, tetap menulis buku. Yang dimaksud adalah Pramudya Ananta Tur. Diperlihatkan kulit buku novel Bumi Manusia, yang dilemparkan ke dalam unggun. Adegan ini dibikin-bikin, dan bodoh betul.

Maksudnya ?

Pertama, adegan ini dalam novel tak ada. Jadi ini keluar dari otak Hanung sendiri, tanpa permisi novelisnya. Kedua, kalau dia betul-betul anak Muhammadiyah, maka pengarang yang tertindas, ditahan tanpa diadili 2,5 tahun, tapi tetap kreatif, menulis buku, maka pengarang itu adalah Buya Hamka. Bukan Pramudya. Yang wajib disebut adalah Buya Hamka. Hanung ini, yang mengaku-ngaku anak Muhammadiyah, ternyata buta sejarah perjuangan tokoh besar Muhammadiyah ini. Karya luar biasa Buya Hamka tersebut adalah Tafsir Al Qur’an Al-Azhar, yang dirampungkannya dalam tahanan, selesai 30 juz, dikagumi seluruh dunia Islam.

Kalau begitu Hanung keliru besar, menokohkan Pram dalam hal ini ?

Sangat keliru ! Tapi memang pada dasarnya dia kekiri-kirian, mode anak muda zaman kini, tidak sadar mengangkat diri sendiri jadi agen muda Palu Arit. Lagi-lagi Hanung rabun sastra: Pramudya tahun 50-an 60-an dalam karya-karyanya sinis terhadap orang sholat, benci kepada haji. Tokoh-tokoh haji dalam novel-novelnya buruk semua: mindring, kaya, bakhil, membungakan uang. Tapi di luar ini semua, menjelang meninggalnya, tanda-tanda menunjukkan Pramudya khusnul khatimah. Alhamdulillah. Mudah-mudahanlah Pram beroleh hidayah. Allah berbuat sekehendak-Nya.

Kembali kepada rasa tidak nyaman Pak Taufiq tadi…

Lebih dari tidak nyaman. Muak. Mual.

Silakan kalimat penutup, Pak.

Saya merasa dihina dan dilecehkan oleh film Perempuan Berkalung Sorban, disutradarai Hanung Bramantyo, yang menistakan lembaga pesantren dan tokoh Kyai, waratsatul anbiya, berlindung di balik topeng kebebasan kreasi dengan sejumlah improvisasi yang bodoh dalam semangat super-liberal. Para aktivis seni Marxis-Leninis-Stalinis-Maois saja di tahun 50-an 60-an tidak ada yang bisa membuat film pelecehan pesantren dan Kiyai seperti yang dilakukan Hanung di abad 21 ini. Kalau dia sudah beredar lima dasawarsa yang lalu, maka Hanung Bramantyo bagus diusulkan mendapat Bintang Joseph Stalin atau Anugerah Dipa Nusantara Aidit.***(moslem-idea/suaraislam)

Arab Saudi penggal warga Pakistan atas tuduhan pembunuhan


RIYADH - Arab Saudi pada hari Minggu (22/5/2011) memenggal kepala pria berkewarganegaraan Pakistan yang dinyatakan bersalah karena membunuh sesama warga di kota suci Mekkah, kantor berita resmi SPA mengatakan.

“Tareq Gaweid Ghulam, seorang Pakistan, telah membunuh Arif Khuda Bakhsh yang juga orang Pakistan, menggunakan kapak karena terjadi sengketa antara mereka,” lapor SPA.

Eksekusi terhadap Ghulam ini merupakan eksekusi yang ke-18 di kerajaan Saudi tahun ini, menurut hitungan AFP.

Pada tahun 2010, terdapat 27 eksekusi dilaporkan, turun dari 67 pada tahun 2009 dan 102 pada tahun 2008.

Arab Saudi yang merupakan negara sekular dan sangat kapitalis korporatif yang menangani selalu kasus pemerkosaan, pembunuhan, tindakan murtad, perampokan bersenjata, serta perdagangan narkoba dengan Syariat Islam. (moslem-idea/armh)

Minggu, 15 Mei 2011

Terbongkarnya Kedok Yahudi di Jakarta


Teka-teki itu terjawab. Selama ini menjadi sangat sulit memahami. Kemana arah gerakan yang mengusung ideologi plurasime?

Para penganut ideologi pluralisme itu mula-mula hanya menginginkan kebebasan beragama. Mereka menuntut setiap paham agama itu, diberi ruang hidup secara bebas di Indonesia. Tidak ada restriksi atau pembatasan. Termasuk adanya undang-undang yang mengatur keberadaan agama di Indonesia.

Gerakan yang mendapatkan dukungan media massa, lembaga swadaya internsional, dan pemerintahan Barat, berusaha dengan sangat gigih, memperjuangkan paham pluralisme di Indonesia. Mereka menggunakan segala kemampuan dan kekuataan yang mereka miliki, agar paham pluralisme itu eksis, dan kemudian mereduksi agama mayoritas di Indoensia, yaitu Islam.

Makanya, mereka berlindung dibalik baju pemerintah yang sekarang sedang getol-getolnya memerangi "terorisme". Mereka - penganut pluralisme sekarang meniupkan dengan sangat keras tentang ancaman radikalisme, ekstrimisme, dan fundamentalisme. Kaum pluralis dengan menggunakan media yang ada, terus melakukan kampanye tentang ide-ide kotor, yang ingin mereduksi secara total nilai-nilai Islam dalam kehidupan kaum Muslimin.

Tetapi, sekarang semua menjadi sangat terang benderang, para pengusung gerakan pluralisme itu, hanyalah alat, dan menjadi "brokers", yang tujuannya hanyalah untuk melegalkan agama dan komunitas Yahudi di Indonesia.

Mereka menginginkan agar pemerintah melegalkan agama dan komunitas Yahudi Indonesia. Di mana selama ini, aktivitas mereka tertutup, dan selalu menggunakan berbagai "cover" untuk menutupi gerakan mereka.

Gerakan pluralisme yang menginginkan pemerintah memberikan pengakuan dan hak yang sama setiap agama, hanyalah "prolog" (mukaddimah) dari gerakan yang lebih besar, yang tujuannya ingin menjadikan agama Yahudi dan para pengikutnya di Indonesia menjadi legal.

Dengan semakin mencairnya sikap umat Islam terhadap berbagai ideologi dan agama, maka itu menjadi peluang akan legalisasi terhadap agama Yahudi dan para pendukungnya di Indonesia.

Gerakan pluralisme itu, sudah menyusup ke seluruh Ormas Islam, dan ada tokohnya, yang memperjuangkan secara permanen dan terus menerus paham dan ideologi pluralisme itu. Gerakan ini mendapatkan angin saat Abdurrahman Wahid menjadi presiden, dan dilanjutkan oleh "Wahid Institute", yang terus menggelorakan tentang pluralisme di Indonesia.

Esensi gerakan pluralisme itu, bukan hanya ingin mereduksi agama Islam, tetapi gerakan ini juga ingin menjadikan agama Yahudi sebagai "centrum" (pusat) dari semua agama, karena pandangan agama Yahudi, yang sangat rasis itu.

Dengan menelanjangi agama Islam, dan dengan ide-ide semua agama sama, kebebasan agama, dan toleransi agama, maka dititik inilah masuk agama Yahudi dan para pengikutnya, dan kemudian melakukan kooptasi terhadap semua agama dan ideologi yang ada di Indonesia.

Sekarang langkah-langkah deterent dan deideologisasi, khususnya terhadap paham agama, khususnya Islam, karena Islam akan menjadi batu sandungan bagi masuknya agama Yahudi di Indonesia.

Mereka menggunakan 'trik-trik' politik, yang akan membuat kalangan pemeluk Islam kehilangan sikap "sajaah" (keberanian) untuk menyatakan dirinya sebagai Muslim. "Isyhadu bi anna muslimin". Mereka melucuti umat Islam dengan sederet isu yang sengaja mereka semburkan. Teroris, ekstrimis, fundamentalis, dan radikal. Dengan gempuran yang mereka lakukan melalui media itu, mentalitas umat Islam menjadi ciut nyalinya, dan kemudian mereka melenggang untuk mendirikan agama Yahudi di Indonesia.

Sabtu depan, 14 Mei, 2011, rencananya akan berlangsung peringatan ulang tahun atau peringatan hari kemerdekaan Israel di Jakarta. Bagaimana ini bisa terjadi? Bagaimana ini bisa berlangsung di negeri yang mayoritas penduduk beragama Islam?

http://savindievoice.files.wordpress.com/2010/09/pluralism-1_ruunu_3868.jpg Sementara itu, Israel berdiri menjadi sebuah negara, tak lain melalui pengusiran, penghancuran, dan pembunuhan terhadap rakyat Palestina.

Berulang kali terjadi pembantaian terhadap rakyat Palestina. Jumlahnya tidak sedikit. Mereka yang tewas dibunuh milisi Yahudi di Palestina. Jutaan orang yang diusir ke negara-negara lain, dan tanah kelahiran mereka dirampas. Kemudian, diduduki dan dijadikan negara yang bernama Israel.

Terakhir umat Islam disuguhi Israel sebuah episode tragedi kemanusiaan yang tiada taranya, yaitu berlangsungya genoside terhadap muslim Palestina Gaza, saat invasi militer Israel terhadap Gaza, bulan Januari 2010.

Hari-hari ini, rakyat Mesir, Jordania, Suriah, dan Arab lainnya, sedang mempersiapkan peringatan "Nakba". Peringatan yang memperingati pengusiran dan pembantaian yang dilakukan Yahudi di Palestina.

Israel juga secara sistematis berusaha menghancurkan Masjidil Aqsha, dan menggali torowongan di bawahnya. Kejahatan yang dilakukan Israel tidak akan pernah berhenti terhadap rakyat Palestina. Kejahatan yang tiada taranya, yang hanya bisa disamai oleh Hitler.

Selama ini, kaum Muslimin hanya menjadi objek dan tertuduh sebagai teroris, fundamentalis, ekstrimis, pelaku kekerasan. Tetapi, kenyataannya umat Islam yang selalu menjadi korban kaum rasis Yahudi-Israel.

Mereka terus berkampanye bahwa umat Islam itu selalu diidentikkan dengan pelaku kekerasan. Tetapi, sejatinya sejak dahulu kala, sampai saat ini yang paling banyak membunuh ummat Islam adalah kaum Yahudi dan Nasrani.

Mengapa umat Islam berdiam diri membiarkan dirinya terus menerus didzalimi secara kejam oleh mereka yang selalu meneriakkan pluralisme, kebebasan beragama, toleransi agama, inklusivisme?

Mereka itu sejatinya gerakan yang haus darah umat Islam. Di mana saja mereka menumpahkan darah umat Islam dengan menggunakan tangan orang lain. Tak layak orang beradab memperingati kemerdekaan Israel. Wallahu'alam. (MIdea/era)

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites