Minggu, 11 Desember 2011

Nasir Abbas Mengkampanyekan Deradikalisasi Kpd Ust. Abu Bakar Ba’asyir


JAKARTA - Siang itu kamis, 01 Desember 2011 kepala Rutan Bareskrim menyampaikan kepada Ust. Abu Bakar Ba’asyir bahwa nanti sore prof. Ahmad Syafi’i Mufid dari Departemen Agama akan datang kembali untuk membesuk, yang sebelumnya sempat datang menemui Ustadz Abu pada senin, 28 November 2011 untuk bertukar pikiran mengenai dien (baca:agama) Islam. Ust.Abu berpikir bahwa Prof. Ahmad Syafi’i mungkin akan melanjutkan pembahasan kemarin karena ustad abu sempat memberikan buku karya beliau selama di Bareskrim yaitu Buku Risalah Tauhid dan Iman.

Sebelum ashar Ust. Abu dipanggil ke ruangan karena tamunya sudah datang. Ternyata yang datang bukan prof. Ahmad Syafi’i, namun tiga orang yang sudah sangat dikenal loyalitasnya kepada toghut dan perlawanannya terhadap para mujahidin dan ulama yang berjihad khususnya di Indonesia. Mereka adalah Nasir Abbas, Abdurrahman al Ayyubi, dan satu orang lagi teman mereka yang kurang dikenal.

Ust. Abu menerima baik kedatangan mereka. Di awalnya seperti biasa mereka menanyakan kabar kesehatan ustad. Setelah itu mereka pun mulai berdialog. Ustad menyampaikan kepada Nasir Abbas; “Antum itu sudah kafir sebaiknya antum segera bertaubat, berhentilah membantu toghut dalam memerangi mujahidin. Taubat antum yang paling baik adalah pergi saja ke Afganistan atau ke Yaman sana untuk berjihad dan jangan pulang kembali, itu yang terbaik untuk antum.” Kata Ust. Abu tenang kepada Nasir. Nasir Abbas hanya terdiam mendengar Ustad. Abu menyampaikan itu. Salah seorang lagi Abdurrahman al ayyubi langsung menyampaikan bahwa: “Ustad tidak berhak mengkafirkan beliau, karena hakimlah yang mempunyai hak untuk menetapkan itu”.

Lalu Ust. Abu menjelaskan bahwa: “memang saya tidak berhak mengkafirkan siapa saja, tetapi saya tidak berani tidak mengkafirkan apa yang dikafirkan oleh Alloh dan Rosullulloh. Jadi yang mengkafirkannya itu bukan saya, saya hanya menjelaskannya saja bahwa perbuatannya itu dikafirkan oleh Alloh dan Rosululloh”
Ustadz juga menjelaskan bahwa N.K.R.I ini adalah negara kafir. Namun Abdurrahman al ayyubi menentang keras pernyataan ustad abu tersebut. “Indonesia ini adalah negara Islam ustad, karena mayoritas penduduknya adalah orang Islam dan jihad itu diperbolehkan kalau amirnya memerintahkan untuk berjihad (maksudnya amir: SBY)” tegas abdurrahman al ayyubi.

Kembali Ust.Abu menjelaskan kepada mereka: “dulu waktu saya masih di Malaysia, saya pernah disampaikan oleh ulama dari Thailand. Bahwa hati-hati kepada orang-orang salafi. Kalau kami (ulama thailand tersebut) menamakan mereka salafi dakhili. Karena mereka bentukan intern kerajaan Arab Saudi. Setelah saya pulang ke Indonesia saya melihat dan menemukan orang-orang salafi dakhili tersebut. Dan saya menyimpulkan bahwa paling sedikit ada dua tujuan salafi dakhili tersebut yaitu: satu menentang jihad dengan alasan tidak boleh jihad sebelum ada khilafah, kedua membantu toghut dengan alasan negara Islam itu adalah negara yang mayoritas penduduknya orang Islam di dalamnya masih terdengar suara azan.”

Akhirnya dialog yang terjadi tidak berujung (baca:alot), Ustadz Abu pun menyampaikan bahwa: “saya siap mempertanggungjawab dan berdialog serta kalau perlu saya siap untuk bermubahalah”. Abdurrahman Al Ayyubi pun menyampaikan: “saya juga siap berdialog dan mempertanggungjawabkan pernyataan saya”. Setelah hampir satu jam merekapun pamit pulang. (JMC)

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites