Kami Siap Desain dan Cetak Kalender Hijriyah

Alhamdulillah kami siap membantu dalam Promosikan usaha anda melalui Kalender Hijriyah, Promosi sekaligus dakwah Kalender Islam

Ust. Abu Bakar Baasyir adalah Guru Bangsa

Ust. Abu Bakar Baasyir sangat pantas di beri gelar Guru Bangsa, label teroris untuknya adalah jauh panggang dari api

Meluruskan Pengelolaan Infak/Kas Masjid Hari Ini

Banyak diantara pengurus/takmir Masjid yang tidak tahu tentang pengelolaan dana Kas masjid yang sumbernya dari infak Jamaah masjid

Senin, 13 Juni 2011

Seorang Yang dituduh Teroris Tewas Dalam Interogasi Densus 88


BANDUNG - Sejak Kamis hingga Senin kemarin paling tidak Densus 88 sudah menangkap 16 pria yang diklaim polisi sebagai anggota jaringan teroris. Selain di Poso, Jakarta, Kutai Kartanegara, pada hari Ahad 12 Juni 2011 seorang pria di Soreang, Bandung juga dibekuk Densus 88.

Pria yang ditangkap Densus 88 di Bandung diketahui bernama Untung alias Khidir. Pria asli Surabaya ini ditangkap Ahad kemarin saat sedang menggendong anaknya paling kecil. Untung dibawa Densus 88 dalam keadaan hidup.

Namun pagi ini Selasa 14 Juni, MuslimDaily mendapat pesan bahwa Untung alias Khidir yang ditangkap Densus 88 akan dipulangkan kepada keluarganya, namun dalam keadaan menjadi mayat atau sudah meninggal. Kemungkinan Untung meninggal dalam proses penyidikan.

Menurut seorang wartawan dari Jawa Pos, dalam Twitternya yang beralamat di @ridlwanjogja, Untung alias Khidir ditangkap pada Ahad 12 Juni bersama istrinya, dalam keadaan sehat.

Kemudian semalam Untung sudah dikabarkan meninggal dunia. Jenazah Untung akan dikembalikan kepada keluarga, namun Densus 88 memberikan syarat jenazah tidak boleh dibuka, tidak boleh lapor kepada TPM dan tidak boleh lapor ke media.

Saat ini rumah Untung di komplek YUPI Soreang, Bandung dijaga ketat 12 anggota Densus 88 bersenjata lengkap. Rencananya jenazah Untung akan dimakamkan pukul 9 pagi ini.

Untung meninggalkan satu istri yang sedang hamil dan tujuh anak yang masih kecil. (MIdea/MD)

Mendiknas: Sekolah Tolak Hormat Bendera Tidak Ditutup


Sekolah yang guru dan muridnya menolak melaksanakan penghormatan kepada bendera Merah Putih tidak perlu ditutup, kata Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh.

"Saya kira tidak harus tutup-menutup sekolah. Semua pihak harus memahami bahwa penghormatan dan penyembahan itu sesuatu yang berbeda," katanya usai menghadiri Kontes Robot Nasional (KRN) 2011 di UNiversitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Minggu.

Menurut dia, sebagai warga negara dan bangsa Indonesia, masyarakat seharusnya bisa membedakan mana yang merupakan bentuk penyembahan dan mana yang penghormatan. Semua pihak diminta untuk menghargai dan menjalankan kesepakatan yang ada.

"Sebagai warga yang hidup di Indonesia, sudah seharusnya menjalankan apa yang telah disepakati di negara ini, termasuk yang menyangkut bendera Merah Putih yang telah disepakati bersama. Jika tidak sepakat ya aneh," katanya.

Ia mengatakan, semua pihak seharusnya bisa memahami konteks dan kondisi kebangsaan dewasa ini, sehingga dapat menjalankan apa yang telah disepakati bersama.

"Saya secara khusus belum bertemu dengan penyelenggara sekolah yang tidak melakukan penghormatan kepada bendera Merah Putih," katanya.

Ditanya tentang dugaan tindak kecurangan dalam pelaksanaan Ujian Nasional (UN) Sekolah Dasar (SD) di Jawa Timur, ia mengatakan, sebenarnya langkah penyelesaian dengan mengulang ujian merupakan pilihan yang tepat.

"Saya kira penyelesaiannya cukup mudah, yakni dengan melaksanakan ujian ulangan. Dengan demikian, masalahnya selesai," katanya.

Ia mengatakan, dirinya memberikan apresiasi kepada orang tua yang menginginkan sikap jujur dalam proses pembelajaran di sekolah.

"Masyarakat seharusnya mengikuti aturan yang ada, dan tidak mengucilkan orangtua yang mau menumbuhkan sikap jujur pada anak didik," katanya.(MIdea/Hdytllh)

Polri Siapkan 1600 Personil, JAT Minta Tidak Overacting


Menjelang sidang pembacaan vonis terhadad Ustad Abubakar Baasyir (ABB) dalam perkara pelatihan militer di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (16/06/2011), Polri menyiapkan 1600 personil untuk pengamanan.

"Kami sudah siapkan pengamanan, jumlahnya 1600 personil," ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Sutarman di Bandara Halim Perdanakusuma, kemarin (13/06/2011). Jumlah personil itu, akan disebar di beberapa titik di sekitar PN Jaksel yang berada di Jalan Ampera Raya.

"Di ring 1, 2, dan 3. Juga mulai dari ujung jalan (Jalan Ampera Raya, Red)," katanya. Polri, lanjut Sutarman, sudah mengantisipasi semua kemungkinan yang bisa terjadi. Termasuk adanya ancaman bom.

Sementarab itu, dalam surat resminya yang dikirim ke redaksi hidayatullah.com, Direktur Media Center JAT Sonhadi mengatakan, menjelang vonis pada ustad Abu, banyak penggalangan opini secara sistematis yang disebutnya sebuah trial by pers untuk mempengaruhi persidangan.

“Padahal seharusnya “pengadilan rekayasa” berdasarkan Undang Undang maupun fakta persidangan tidak cukup bukti yang menyakinkan untuk mendakwa dan menvonis ustadz Abubakar Ba’asyir, kecuali dipaksakan beliau harus dihukum sesuai pesanan,” tulisnya.

Lebih jauh ia meminta dukungan media agar bisa menyampaikan berita dengan jujur, independent dan berimbang serta tidak menjadikan dirinya bagian dari upaya penyesatan opini dan kebohongan publik .

“Kami siap bekerja sama dengan rekan media untuk memberikan informasi maupun konfirmasi setiap pemberitaan mengenai Ustadz Abu dan Jamaah Anshorut Tauhid (JAT), demi terciptanya informasi yang cerdas dan berkualitas pada masyarakat, “ tambahnya.

Sonhadi mengatakan, saat putusan dibacakan majelis hakim, akan ada ratusan pendukung JAT. Dia memperkirakan, akan ada sekitar 500 orang yang memadati PN Jakarta Selatan. Mereka akan memberi dukungan moril terhadap Ba'asyir.

Meski demikian, ia tetap meminta Polri tidak berlebihan. Sonhadi menuding polisi terlalu overacting. Apalagi dengan menempatkan sejumlah penembak jitu dan menjalankan protap nomor satu. Padahal, kata dia, protap nomor satu hanya dijalankan untuk huru hara dan demonstrasi.

Seba menurutnya, massa JAT hanya datang untuk memberi dukungan moril kepada Ba'asyir. Mereka akan meminimalisir orasi dan fokus berdoa.

"Karena kami sudah yakin ini adalah persidangan rekayasa," katanya.*(Al/Hdytlh)

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites