Kami Siap Desain dan Cetak Kalender Hijriyah

Alhamdulillah kami siap membantu dalam Promosikan usaha anda melalui Kalender Hijriyah, Promosi sekaligus dakwah Kalender Islam

Ust. Abu Bakar Baasyir adalah Guru Bangsa

Ust. Abu Bakar Baasyir sangat pantas di beri gelar Guru Bangsa, label teroris untuknya adalah jauh panggang dari api

Meluruskan Pengelolaan Infak/Kas Masjid Hari Ini

Banyak diantara pengurus/takmir Masjid yang tidak tahu tentang pengelolaan dana Kas masjid yang sumbernya dari infak Jamaah masjid

Senin, 31 Oktober 2011

Keutamaan Puasa Arafah


Ibadah tathawwu' (sunnah; yang dianjurkan) merupakan perkara yang akan menambah pahala, menggugurkan dosa-dosa, memperbanyak kebaikan, meninggikan derajat, dan menyempurnakan ibadah wajib.

Allah Ta'ala berfirman,

فَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرُُ لَّهُ

“Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lah yang lebih baik baginya.” (Qs. al-Baqarah: 184).

Demikian juga, hal itu merupakan jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah, setelah melakukan kewajiban-kewajiban. Karena, mendekatkan diri kepada Allah itu dengan cara beribadah kepada-Nya dengan ibadah yang hukumnya wajib atau mustahab (yang disukai; sunnah). Mendekatkan diri kepada-Nya bukan dengan ibadah yang bid'ah tanpa bimbingan sunnah atau dengan kebodohan tanpa bimbingan ilmu. Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadits qudsi sebagai berikut,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ قَالَ مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ

“Dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Sesungguhnya, Allah berfirman, 'Barangsiapa memusuhi wali-Ku [Wali Allah adalah orang yang beriman dan bertakwa-pen.], maka Aku mengumumkan perang kepadanya. Dan tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai dari apa-apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Dan hamba-Ku selalu mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah-ibadah nafilah (sunnah; tambahan; yang dianjurkan) sehingga Aku mencintainya.'” (HR. Bukhari, no. 6502).

Di dalam hadits di atas terdapat dalil, bahwa barangsiapa yang menghendaki dicintai oleh Allah, maka urusannya mudah baginya, jika Allah memudahkannya padanya. Yaitu dia melakukan kewajiban-kewajiban dan melakukan ibadah-ibadah tathawwu' (sunnah), dengan sebab itu, dia akan meraih kecintaan Allah dan walayah (perwalian) Allah.” (Al-Fawaid adz-Dzahabiyah Minal Arba'in Nawawiyah, hal. 143).

Kemudian, di antara amalan tathawwu' yang utama adalah puasa. Karena, puasa merupakan ibadah yang dapat mengekang nafsu dari keinginannya. Puasa juga akan mengeluarkan jiwa manusia dari keserupaan dengan binatang menuju keserupaan dengan malaikat. Karena orang yang berpuasa meninggalkan perkara yang paling lekat pada dirinya, yang berupa makanan, minuman, dan berhubungan dengan istrinya, karena mencari ridha Allah. Sehingga, itu merupakan ibadah dan ketaatan yang merupakan sifat malaikat. Sebaliknya, jika manusia mengumbar hawa nafsunya, maka dia lebih mendekati alam binatang.

Keutamaan Puasa Arafah

Di antara puasa tathawwu' yang paling utama adalah puasa Arafah. Yang dimaksud dengan puasa Arafah adalah puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah. Pada saat itu kaum muslimin yang melakukan ibadah haji berkumpul wukuf di padang Arafah.

Sebagian orang mendapatkan masalah ketika mendapati tanggal/kalender di negaranya berbeda dengan di Arab Saudi. Maksudnya, pada hari ketika jamaah haji sedang berkumpul di Arafah, yang hari itu adalah tanggal 9 Dzulhijjah di negara Arab Saudi, tetapi kalender di negaranya pada hari itu adalah tanggal 10 Dzulhijjah, umpamanya. Maka, apakah dia berpuasa pada tanggal 9 Dzulhijjah menurut kalender di negaranya sendiri, padahal di Arab Saudi masih tanggal 8 Dzulhijjah, dan para jamaah haji belum menuju Arafah. Atau dia berpuasa pada tanggal 10 Dzulhijjah menurut kalender di negaranya sendiri dan di Arab Saudi sudah tanggal 9 Dzulhijjah, dan para jamaah haji berkumpul di Arafah.

Dalam hal ini yang menjadi ukuran adalah wuquf di Arafah, bukan kalender di negaranya. Karena di dalam hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyebut dengan “puasa hari Arafah”, sehingga mestinya wuquf di Arafah itulah yang menjadi ukuran. Wallahu a'lam.

Keistimewaan Hari Arafah

Hari Arafah memang salah satu hari istimewa, karena pada hari itu Allah membanggakan para hamba-Nya yang sedang berkumpul di Arafah di hadapan para malaikat-Nya. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِي بِهِمُ الْمَلَائِكَةَ فَيَقُولُ مَا أَرَادَ هَؤُلَاءِ

“Tidak ada satu hari yang lebih banyak Allah memerdekakan hamba dari neraka pada hari itu daripada hari Arafah. Dan sesungguhnya Allah mendekat, kemudian Dia membanggakan mereka (para hamba-Nya yang sedang berkumpul di Arafah) kepada para malaikat. Dia berfirman, 'Apa yang dikehendaki oleh mereka ini?'” (HR. Muslim, no. 1348; dan lainnya dari 'Aisyah).

Olah karena itulah, tidak aneh jika kaum muslimin yang tidak wukuf di Arafah disyariatkan berpuasa satu hari Arafah ini dengan janji keutamaan yang sangat besar.

Marilah kita renungkan hadits di bawah ini, yang menjelaskan keutamaan puasa Arafah, yang disyariatkan oleh Ar-Rahman Yang Memiliki sifat rahmat yang luas dan disampaikan oleh Nabi pembawa rahmat kepada seluruh alam.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

“Puasa satu hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah), aku berharap kepada Allah, Dia akan menghapuskan (dosa) satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya. Puasa hari 'Asyura' (tanggal 10 Muharram), aku berharap kepada Allah, Dia akan menghapuskan (dosa) satu tahun sebelumnya.” (HR. Muslim, no 1162, dari Abu Qatadah).

Alangkah pemurahnya Allah Ta'ala. Puasa sehari menghapuskan dosa dua tahun! Kaum muslimin biasa berpuasa satu bulan penuh pada bulan Ramadhan, dan mereka sanggup melakukan. Maka, sesungguhnya berpuasa satu hari Arafah ini merupakan perkara yang mudah, bagi orang yang dimudahkan oleh Allah Ta'ala.

Barangsiapa membaca atau mendengar sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang mulia ini pastilah hatinya tergerak untuk mengamalkan puasa tersebut. Karena, setiap manusia pasti menyadari bahwa dia tidak dapat lepas dari dosa.

Dosa Apa yang dihapus?

Apakah dosa-dosa yang dihapuskan itu meliputi semua dosa, dosa kecil dan dosa besar? Atau hanya dosa kecil saja? Dalam masalah ini para ulama berselisih.

Sebagian ulama, termasuk Ibnu Hazm rahimahullah, berpendapat sebagaimana zhahir hadits. Bahwa semua dosa terhapuskan, baik dosa besar, atau dosa kecil.

Namun jumhur ulama, termasuk Imam Ibnu Abdil Barr, Imam Ibnu Rajab, berpendapat bahwa dosa-dosa yang terhapus dengan amal-amal shalih, seperti wudhu', shalat, shadaqah, puasa, dan lainnya, termasuk puasa Arafah ini, hanyalah dosa-dosa kecil.

Pendapat jumhur ini di dukung dengan berbagai alasan, antara lain:

1.Allah telah memerintahkan tobat, sehingga hukumnya adalah wajib. Jika dosa-dosa besar terhapus dengan semata-mata amal-amal shalih, berarti taubat tidak dibutuhkan, maka ini merupakan kebatilan secara ijma'.

2.Nash-nash dari hadits lain yang men-taqyid (mengikat; mensyaratkan) dijauhinya dosa-dosa besar untuk penghapusan dosa dengan amal shalih.

3.Dosa-dosa besar tidak terhapus kecuali dengan bertobat darinya atau hukuman pada dosa tersebut. Baik hukuman itu ditentukan oleh syariat, yang berupa hudud dan ta'zir atau hukuman dengan takdir Allah, yang berupa musibah, penyakit, dan lainnya.

4. Bahwa di dalam syariat-Nya, Allah tidak menjadikan kaffarah (penebusan dosa) terhadap dosa-dosa besar. Namun, kaffarah itu dijadikan untuk dosa-dosa kecil (Lihat Jami'ul 'Ulum wal Hikam, syarh hadits no. 18, karya al-Hafizh Ibnu Rajab al-Hanbali).

Puasa Arafah untuk Selain yang Berada di Arafah

Kemudian, bahwa disunnahkannya puasa Arafah ini berlaku bagi kaum muslimin yang tidak wuquf di Arafah. Adapun bagi kaum muslimin yang wuquf di Arafah, maka tidak berpuasa, sebagaimana hadits di bawah ini,

عَنْ أُمِّ الْفَضْلِ بِنْتِ الْحَارِثِ أَنَّ نَاسًا تَمَارَوْا عِنْدَهَا يَوْمَ عَرَفَةَ فِي صَوْمِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ بَعْضُهُمْ هُوَ صَائِمٌ وَقَالَ بَعْضُهُمْ لَيْسَ بِصَائِمٍ فَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ بِقَدَحِ لَبَنٍ وَهُوَ وَاقِفٌ عَلَى بَعِيرِهِ فَشَرِبَهُ

“Dari Ummul Fadhl binti al-Harits, bahwa orang-orang berbantahan di dekatnya pada hari Arafah tentang puasa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Sebagian mereka mengatakan, 'Beliau berpuasa.' Sebagian lainnya mengatakan, 'Beliau tidak berpuasa.' Maka Ummul Fadhl mengirimkan semangkok susu kepada beliau, ketika beliau sedang berhenti di atas unta beliau, maka beliau meminumnya.” (HR. Bukhari, no. 1988; Muslim, no. 1123).

Setelah kita mengetahui keutamaan puasa hari Arafah ini, maka yang tersisa adalah pengamalannya. Karena setiap manusia nanti akan ditanya tentang ilmunya, apa yang telah dia amalkan. Semoga Allah selalu memberikan kepada kita untuk berada di atas jalan yang lurus. Amin.

Penulis: Ustadz Abu Isma'il

Dialog 'Terbuka' Salafy di Demo Laskar Islam


Dialog dan bedah buku Antara Jihad dan Terorisme di Gedung Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) di Solo pada hari Sabtu 29 Oktober 2011 di demo puluhan laskar Islam. Pasalnya acara dialog yang katanya "terbuka" tersebut dalam prakteknya tidak terbuka. Acara ini tertutup dan mayoritas yang datang hanya dari kelompok Salafy, pintuk gerbang gedung IPHI sendiri juga ditutup rapat, hanya dibuka celah sedikit saja seperti yang biasa dilakukan dalam acara-acara Daurah kelompok Salafy.

Selain itu, pengunjung yang datang diperiksa ketat, paling tidak hal itu dirasakan beberapa wartawan, tas mereka diperiksa satu-persatu dengan teliti.

Foto Dilarang
Selain ketatnya pemeriksaan, para pewarta juga tidak boleh mengambil gambar atau foto. Panitia berdalih mengambil foto adalah melanggar "syar'i", namun beberapa fotografer tetap "ngeyel" memotret jalannya "dialog".

Pembicara yang dihadirkan adalah Abu Muhammad Dzulqarnain, penulis buku Antara Jihad dan Terorisme dan Abdul Barr Kaisenda, pengasuh Radio An Nasri Jakarta. Kedua pembicara tersebut berasal dari kalangan Salafy semua. Tidak ada undangan kepada MUI kota Surakarta atau dari kalangan pondok pesantren lainnya, sehingga bukan merupakan acara dialog tapi acara bedah buku karangan Abu Muhammad Dzulqarnain tersebut.

Selain itu, sound system dalam acara dialog tersebut tidak dapat didengarkan dari luar gedung, kecuali hanya terdengar pelan dan tidak jelas.

Dalam isiannya, kedua pembicara menilai, aksi yang selama ini dilabeli jihad dengan melakukan pengeboman di berbagai kota di Indonesia, sebagai perbuatan teror, dan bukan jihad.

"Jihad itu dilakukan hanya kepada kaum kafir harbi, yakni kaum yang membuat tindakan mengarah pada kemunkaran, serta menghalangi umat islam dalam melakukan ibadah. Padahal selama ini yang dibom adalah turis asing yang mestinya dia mendapatkan jaminan keamanan dari Negara, termasuk umat islam," kata salah satu pembicara.

Demo Laskar
Pada sekitar pukul 10.30 WIB, di depan gedung IPHI tiba-tiba datang puluhan laskar Islam. Mereka datang menggunakan kendaraan bermotor dan mobil bak terbuka. Mereka berunjuk rasa, karena keberatan dengan acara dialog tersebut yang mereka anggap membuat situasi kota Solo menjadi tidak kondusif, karena kelompok Salafy telah memicu suasana panas dengan diadakannya dialog tersebut.


Sementara dari luar pagar gedung IPHI, kelompok laskar Islam yang berunjuk rasa mengingatkan, bahwa tindakan keji yang dimotori Amerika pada umat Islam telah terjadi di Afghanistan, Irak, Libya, dan Negara lainnya, juga Israel kepada Palestina.

"Jangan menghakimi saudara sendiri dengan tuduhan khawarij, hanya karena mereka mencoba membela saudaranya yang ditindas kafirin Amerika. Ingat, kamu juga muslim," kata salah seorang dari kelompok laskar, lewat orasi di atas mobil.

Mereka memang tidak boleh masuk ke gedung IPHI tempat digelarnya diskusi. Puluhan polisi menjaga ketat aksi demo dan juga tempat diskusi tersebut. Pintu masuk ditutup, dan kelompok laskar Islam yang mengusung bendera hitam bertuliskan "Laa Ila ha Illallah" hanya diperbolehkan lewat di depan gedung IPHI, dengan kawalan ketat.

Kurniawan dari ISAC (Islamic Studies and Action Center) mengatakan, sebelum acara digelar dirinya sudah mencoba menjembatani antara panitia diskusi dan dari kelompok laskar Islam.

"Kalau mau menggelar diskusi, seharusnya terbuka, semua unsur diundang. Tapi ternyata mereka hanya mengundang pembicara dari kelompok yang tidak setuju aksi jihad. Bahkan MUI juga tidak diundang. Ini melukai kelompok lain," kata dia.

Hingga acara selesai, tidak ada tindakan pembubaran dari aparat Polresta Surakarta. Petugas hanya menjaga saja di luar gedung.

[muslimdaily.net/ suara merdeka]

Jumat, 28 Oktober 2011

Arab Saudi pancung dua pelaku pembunuhan


RIYADH – Arab Saudi para hari Kamis (27/10/2011) memancung dua laki-laki yang terjerat kasus pembunuhan, salah satu pelaku menabrak korban dan yang lainnya menabrak mobil korban, kementerian dalam negeri Arab Saudi menyatakan.

Mohammed al-Harbi, seorang warga negara Saudi, dihukum karena “sengaja” menabrak dan membunuh pasangan Rabih al-Asiri dan istrinya, Nasila Asiri, Kementerian Dalam Negeri Saudi mengatakan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita negara, SPA.

Ia dipenggal di provinsi Qunfudah, bagian barat kerajaan.

Dalam pernyataan terpisah, kementerian itu mengatakan bahwa satu orang lainnya, Abdullah al-Jahdali, juga dipenggal di provinsi barat Al-Laith, setelah ia dinyatakan bersalah karena sengaja menabrak mobil Fahd al-Jahdali dan membunuhnya.

Eksekusi dua orang ini menggenapkan jumlah orang yang dipenggal menjadi 67 orang selama satu tahun ini.

Awal bulan ini, kantor hak asasi manusia PBB menyatakan keprihatinan atas tingkat eksekusi di Arab Saudi, dan menyerukan untuk segera menghentikan praktek tersebut.

Pernyataan PBB ini datang setelah kerajaan memenggal 10 orang laki-laki, delapan orang dari Bangladesh dan dua orang dari Saudi, pada hari yang sama.

Pemerkosaan, pembunuhan, murtad, perampokan bersenjata, dan perdagangan narkoba semua dihukum mati berdasarkan interpretasi ketat hukum Syariah ala negara penghasil minyak yang memiliki hubungan khusus dengan Amerika Serikat ini. (arrahmah/moslemidea)

Selasa, 25 Oktober 2011

Upaya me-REDUKSI (Memotong) Syari’at Jihad & Istilah Islam lainnya dengan DERADIKALISASI


Yogyakarta, 24 Oktober 2011 – Ditengah hiruk pikuk pernikahan putri Raja Ngayogyokarto Sultan Hamengkubuwono X yang katanya Super Megah serta pemberitaan media yang “Super Megah” pula (karena ditayangkan secara terus menerus bahkan selalu masuk Headline News dan mengalahkan berita pembantaian dan pembakaran rumah warga Muslim di Ambon), ternyata hal tersebut tidak mempengaruhi persiapan acara Kajian Ilmiah dan Bedah Buku bertajuk “Mewaspadai Upaya Becah Belah &Pendangkalan Aqidah Umat Islam dengan DERADIKALISASI”.

Kajian ilmiah dan bedah buku yang diselenggarakan oleh Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah (MMM) Yogyakarta dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) D.I. Yogyakarta tersebut, ternyata lepas (atau dilepaskan) dari “mata” kamera para juru warta baik media cetak maupun media-media TV nasional yang pada waktu itu masih berada di Yogyakarta. Hal ini sungguh ironi,sebab jarak antara Keraton Yogyakarta tempat acara pernikahan berlangsung dengan tempat acara kajian ilmiah dan bedah buku hanya berjarak kurang dari 5 km. Acara pernikahan yang sarat dan kental dengan ritual syirik yang bisa merusak aqidah umat islam Indonesia ditayangkan berulang kali di TV-TV, ternyata bisa mengalahkan acara kajian ilmiah yang sangat berpotensi mencerdaskan masyarakat.

Kajian ilmiah dan bedah buku sendiri diadakan pada hari Ahad pagi 23 Oktober 2011 bertempat di Aula Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Jogja.Dalam acara yang merupakan refleksi dari sebuah buku yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Surakarta berjudul “Kritik Evaluasi dan Dekontruksi Gerakan Deradikalisasi Aqidah Muslimin di Indonesia” ini, tampil sebagai pembicara yaitu Pimpinan Ponpes Al-Islam Solo yang sekaligus mewakili MUI Surakarta, KH. Mudzakkir. Kemudian dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah hadir Prof. Dr. Yunahar Illyas, MA. Serta H. M. Mahendradatta, SH.MA.MH.Ph.D, selaku Ketua Dewan Pembina Tim Pengacara Muslim (TPM).

Acara sendiri berjalan dengan lancar dan menuai antusiasme yang luar biasa dari para peserta yang didominasi oleh mayoritas dari warga Muhammadiyah. Bukti dari hal ini adalah banyaknya para peserta yang datang lebih awal (jam 08.00 Aula sudah penuh), padahal acara baru akan dimulai pukul 09.00 wib sampai dhuhur.

Pada Pemaparan awal disampaikan oleh KH. Mudzakkir Perwakilan dari MUI Surakarta, beliau mengatakan “Usaha-usaha yang dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terrorisme dengan dalih deradikalisasi sebenarnya adalah upaya deislamisasi terhadap nilai-nilai keislaman.” Ucap beliau

Lebih lanjut, beliau menyampaikan bahwa apa yang dinamakan sebagai kasus-kasus terorisme sekarang ini tidak lain merupakan rekayasa orang-orang yang anti islam. “Berbicara masalah Terorisme, maka hal itu tidak terlepas dari berbagai kepentingan para penguasa negeri ini dan juga Barat. Maka dengan hal itu HARAM bagi saya dan seorang muslim untuk mempercayai segala pemberitaan yang berkembang di media-media (baik cetak atau elektronik - red) sekuler bila belum jelas sumbernya. Toh mereka (media) mendapat berita hanya dari satu sumber saja, yaitu dari polisi. Dalam islam, Allah melarang kita untuk mempercayai berita yang datangnya dari orang fasik, in jaa-akum fasiqun bi nabain fatabayyanu”. Tegas beliau

Dalam hal ini, beliau memberi contoh bahwa pada waktu pelaku Bom Bali I masih hidup dan berada didalam penjara Nusakambangan, maka beliau bisa ber-tabayun langsung dengan mereka. Dan mereka memang mengakui telah memasang Bom di beberapa tempat di Bali. Tapi menurut beliau dan beberapa pakar dan ahli Bom, Bom yang dipasang Amrozi CS itu hanya bisa melukai beberapa orang saja. Tapi fakta dilapangan, kenapa Bom yang seharusnya hanya bisa melukai beberapa orang kemudian bisa membunuh 202 orang??? Dan yang lebih aneh lagi, Bom yang digunakan Amrozi CS jenisnya TNT, tapi pada waktu olah TKP, yang ditemukan polisi berjenis Mikro Nuklir.

Terakhir, beliau mengimbau kepada ummat islam jangan latah menuduh saudara muslim lainnya dengan sebutan teroris atau pelaku Bom Bunuh diri. “Saya himbau kepada ummat islam jangan mudah menyebut saudara muslim lainnya dengan sebutan teroris. Jangan pula dengah mudahnya menuduh saudara muslim lainnya melakukan Bom atau Bunuh Diri. Sebab orang-orang yang yang meninggal tersebut atau orang-orang yang ditembak mati Densus 88 itu belum kita klarifikasi dan belum pula disidangkan seperti yang terjadi pada Noordin Muh. Top, Dr. Azhari atau 2 orang yang ditembak mati Densus 88 di Cawang Jakarta Timu. Terlepas kita setuju atau tidak dengan cara mereka. Pada waktu terjadi ledakan di Masjid Adz Dzikro komplek Polres Cirebon, dihadapan para wartawan saya katakan bahwa peristiwa tersebut tidak benar. Tapi apakah kita tau, betul gak dia itu yang murni melakukannya, betul gak dia itu melakukan bom bunuh diri atau dia sebenarnya yang dibunuh dan hanya diperalat oleh tangan-tangan gelap intelejen??? Tapi didalam pemberitaan yang berkembang, dibuatlah opini bahwa mereka-mereka itu melakukan Bom Bunuh Diri. Jadi dalam hal ini kita harus pandai-pandai menelaah berita.” Tutup beliau

Dalam kesempatan yang sama, Prof. Yunahar Iliyas, MA. pertama kali mengatakan bahwa Islam adalah agama rahmat bagi seluruh umat manusia dan tidak pernah mengajarkan kekerasan, namun beliau menambahkan bahwa hal tersebut bukan berarti melarang umat Islam untuk melakukan tindakan yang secara fisik bersifat “keras”.

Yang dimaksud dengan kekerasan dalam konteks ini bukanlah semua tindakan-tindakan yang bersifat fisik, sebab kalau semua tindakan-tindakan fisik masuk dalam kategori tindak kekerasan maka hukuman pidana yang diatur dalam hukum Islam pun bisa include dalam kategori tindak kekerasan misalnya terkait penerapan hukuman pancung (baca - mati) bagi pelaku pembunuhan, potong tangan dan hukum-hukum terkait peperangan. Dalam masalah terrorisme, sampai saat ini belum terdapat definisi yang diterima oleh semua pihak tentang apa itu “terrorisme”. Secara politik, sudut pandang yang berbeda akan menghasilkan penilaian yang berbeda.

Jadi dalam hal ini, yang dimaksud tindak kekerasan adalah perbuatan yang melanggar hukum. Sedangkan bentuk hukum yang dijadikan acuan ummat islam harusnya adalah bersumber dari Al Qur’an dan As Sunah Shohihah.

“Pejuang Hamas adalah terroris menurut pemerintah Israel, namun bagi rakyat Palestina mereka adalah pejuang kemerdekaan (freedom fighter) bangsa Palestina yang berusaha membebaskan Palestina dari penjajahan Israel. Begitu juga ketika Belanda menguasai Indonesia, para pejuang kemerdekaan bangsa Indonesia akan dicap terroris oleh pemerintah kolonial pada masa tersebut. Namun bagi rakyat Indonesia para pejuang tersebut adalah pahlawan kemerdekaan yang jika gugur akan dimakamkan di makam pahlawan.” Tambah beliau.

Dalam skala internasional, hal yang menjadi persoalan adalah adanya ketidakadilan dan ketidakseimbangan kekuatan politik dunia. Karena dunia dikuasai oleh Amerika dan sekutu-sekutunya, maka semua yang bertentangan dengan kepentingan Amerika dan sekutunya akan dianggap sebagai tindakan terrorisme.

Yang ke-dua beliau sedikit memberikan informasi kepada MUI Solo dan yang hadir semua bahwa tidak ada nama Hamka Hasan yang diklaim BNPT sebagai klien orang MUI Pusat. “Saya sudah lama di MUI Pusat, tapi baru akhir-akhir ini mendengar nama Hamka Hasan. Biasanya kalau ada acara keluar, yang diamanahi dan sering tampil ke publik adalah KH. Ma’ruf Amin. Jadi jelas BNPT dalam hal ini memang ingin memecah belah ummat islam dengan “membonceng” nama MUI Pusat sebagai covernya”.

Ketiga, dalam membahas masalah Jihad, Prof. Yunahar juga mengatakan bahwa saat ini terdapat berbagai upaya untuk mereduksi(memotong) makna Jihad. Baik dilakukan oleh kalangan umat Islam sendiri maupun oleh kalangan yang antipati terhadap Islam. Banyak kalangan yang terjebak dalam memahami bahwa perang dalam Islam hanya dilaksanakan dengan tujuan mempertahankan diri.

Beliau mengutip perkataan Sayyid Qutub rh. yang mengatakan bahwa Jihad dalam arti Qital (perang) tidak hanya dilakukan semata-mata untuk membela diri apabila umat Islam diperangi maupun diusir dari negerinya, akan tetapi Jihad juga dibenarkan dalam rangka menegakkan agama. Beliau mencontohkan dengan penaklukan daerah Syam di bawah komando Abu Ubaidah bin Jarrah ra. serta Khalid bin Walid ra. yang terjadi pada masa Khalifah Umar bin Khattab ra. yang dilakukan bukan dalam rangka membela diri namun demi memperluas dan menegakkan Islam.

“hari ini, Jihad-pun dan istilah islam lainnya di REDUKSI. Yang ingin mereduksi adalah orang yang antipati dengan islam, dan bahkan kebanyakan dari orang islam sendiri yang mengikuti kemauan hawa nafsunya. Berperang di jalan Allah atau Jihad tidak hanya sekedar untuk membela dir. Tapi Jihad juga bisa berarti untuk menegakkan agama dan menghilangkan fitnah. Fitnah bisa diartikan dengan menghalangi manusia untuk beribadah kepada Allah. Beribadah itu artinya luas, termasuk ber-Jihad dijalan Allah sebagai upaya untuk menegakkan hukum-hukum Allah dimuka bumi juga masuk dalam kategori Ibadah”. Tutup beliau

Sementara itu praktisi hukum dari Tim Penggacara Muslim, Mahendradatta menyampaikan bahwa banyak sekali terdapat ketimpangan-ketimpangan dalam praktek penanngulangan terrorisme, terutama dalam masalah peradilan. Banyak fakta-fakta yang diminta oleh TPM untuk dibuka di pengadilan dalam berbagai persidangan kasus terrorisme namun sengaja ditutupi oleh majelis hakim maupun pihak yang berwenang.

Beliau juga menyampaikan bahwa kasus terorisme merupakan stigmatisasi untuk memperburuk citra umat islam dan islam itu sendiri. “Kasus terorisme merupakan stigmatisasi dan penggiringan opini untuk memperburuk umat islam. Buktinya adalah pada waktu seorang yang dianggap teroris ditangkap, rame-rame media memberitakannya secara LIVE dengan sangat negatif sekali. Tapi pada waktu masuk persidangan dan sidang dilakukan terbuka untuk umum, tidak ada satu-pun media yang memberitakannya secara LIVE, kecuali sidang Ust. Abu Bakar Ba’asyir, namun hal itu-pun sarat dengan rekayasa”. Ujar beliau

Dengan lantang beliau juga mengatakan, ummat islam jangan takut dikatakan sebagai teroris, sebab TERORIS ITU ISLAM. “Hari ini saya katakan bahwa yang hadir jangan takut kalau setelah acara ini dikatakan sebagai pengikut teroris atau pembenar aksi terorisme atau bahkan sebagai teroris-nya. Sebab TERORIS ITU ISLAM. Bukti dari hal ini adalah yang membantai dan membakar rumah-rumah warga muslim di Ambon beberapa minggu dan hari yang lalu bukan disebut teroris, yang menembak aparat dan warag sipil di Papua kemarin juga bukan teroris (padahal senjata yang mereka gunakan lebih canggih dari senjata teroris islam), Republik Maluku Sarani (RMS) bukan teroris, dan Organisasi Papua Merdeka juga bukan teroris. Kenapa mereka tidak disebut TERORIS, karena mereka BUKAN ORANG ISLAM”. Lanjut beliau

Beliau sedikit menambahkan, “Kenapa saya berani mengatakan teroris itu islam, karena saya sudah melakukan penelitian dan perbincangan dengan para Hakim dan Jaksa yang menangani kasus terorisme. Pada waktu saya tanya, Apa definisi Teroris dan Terosime itu Pak Hakim dan Pak Jaksa??? Mereka gak bisa jawab. Akhirnya, saya-pun yang menjawab pertanyaan saya sendiri. Apakah yang disebut terioris itu yang suka ngebom-ngebom, kalau seperti itu, kenapa Israel dan Amerika tidak disebut teroris? Kalau yang disebut terioris itu yang membunuh warga sipil, kenapa Salibis OPM yang nembaki warga diangko-angkot tidak disebut teroris, kenapa Salibis Ambon dan Poso yang membantai warga sipil pada waktu Iedul Fitri tidak disebut teroris?” ungkap beliau

Kemudian yang paling aneh menurut beliau adalah, “Pencetus kata terorisme saja belum bisa mendefinisikan teroris dan terorisme itu apa, lha kita yang hanya mendengar kok sudah rame-rame menuduh si A teroris, si B teroris dan menyudutkan mereka sehingga menganggap mereka suatu abrang najis yang ahrus dihindari. Bahkan yang paling ironi yaitu ada banyak dari ummat islam atau kelompok islam atau parpol islam yang membuat spanduk tolak terorisme dan lain sebagainya”.

Terakhir beliau menjelaskan, sepengetahuan beliau bahwa buku ini adalah reaksi dari fitnah yang telah dilakukan oleh BNPT melalui oknum-oknum yang diklaim oleh mereka sebagi orag MUI Pusat. Jadi buku ini bukanlah pembenar atau pembela dari setiap aksi Bom atau kejadian yang disebut tindakan terorisme oleh orang yang anti islam (meskipun dia secara KTP bertuliskan islam - red).

“Jadi buku ini hanya sekedar khazanah keilmuan. Karena saya akhir-akhir ini mendengar bahwa Jaksa Agung Muda Intelejen (Jamintel) Kejagung mencekal dan melarang 9 buku-buku islam bahkan ada buku Tafsir yang dianggap mempunyai visi radikal, saya anggal hal itu terlalu berlebihan dan sangat jelas untuk melemahkan ajaran islam. Kalau Jamintel Kejagung mau mencekal dan melarang buku, harusnya Buku Tadzkiroh milik Ahmadiyah dan dianggap sebagai Kitab Suci-nya harusnya yang dilarang terlebih dahulu.” Tutup beliau

Buku ini dikeluarkan oleh MUI kota Surakarta dengan tujuan bukan hanya untuk menolak stigma negatif terhadap Islam, namun juga berusaha memberikan pandangan tentang bagaimana seharusnya dan sebaiknya menangani persoalan “terrorisme”. Karena terdapat banyak sekali unsur ketidakadilan dalam setiap penyelesaian masalah terrorisme, baik yang berskala nasional maupun international yang memberikan dampak-dampak negatif bagi pribadi muslim maupun dakwah islamiyah. (Ammar/KRU FAI)

Senin, 17 Oktober 2011

Pembunuhan bocah-bocah Afghan oleh tentara salibis


Posting terakhir Angela Keaton mengenai kondisi warga sipil di tempat yang dilanda perang, patut dihargai. Perang menjadi sulit dalam pendiriannya ketika disajikan video anak-anak Irak yang terluka. Baginya, tema nasionalisme terlalu salah.

Ia berfikir bahwa kekuatan video memiliki efek yang besar dan ia kini melakukannya dalam perang di Afghanistan untuk efek yang sama, seperti yang tertulis dalam sebuah artikel di situs antiwar.com. Korban sipil di Afghanistan telah meningkat tajam pada tahun 2011.

Dalam sebuah serangan di bulan Juli, 14 sipil meninggal dunia, 8 diantaranya adalah anak-anak. Di bulan Mei, tentara AS membunuh seorang gadis berusia 12 tahun dalam serangan malam hari. Pada bulan Maret, sembilan anak laki-laki yang tengah mengumpulkan kayu bakar di bagian timur Afghanistan, dibombardir dalam serangan udara AS.

Salibis AS yang mendukung milisi bayaran Afghan, baru-baru ini memukul anak-anak, mencabut kuku kaki-kaki seorang bocah laki-laki serta segerombolan salibis memperkosa anak laki-laki berusia 13 tahun. Di bulan Februari tahun lalu, sebuah serangan malam hari yang dilancarkan oleh salibis AS, menewaskan seorang remaja putri dan dua wanita yang tengah mengandung. Di bulan September tahun lalu, serangan helikopter salibis NATO menewaskan tujuh sipil, empat diantaranya adalah anak-anak.

Laporan PBB di tahun lalu menemukan bahwa sedikitnya 350 anak Afghan telah menjadi korban kebiadaban tentara salibis di tahun 2009 saja.

Dalam video lain yang terjadi di tahun 2008, Guardian mencakup berbagai insiden kekejaman terhadap warga sipil Afghanistan oleh pasukan koalisi. Berikut adalah kutipan dari salah seorang yang diwawancarai di dalam video :

“Kami berjalan, aku memegang tangan cucuku, kemudian ada suara keras dan semuanya menjadi putih ketika aku membuka mata. Semua orang berteriak. Aku berbaring beberapa meter dari jarak sebelumnya, aku masih memegang tangan cucuku, tapi sisanya telah pergi, aku memandang sekeliling dan melihat potongan tubuh di mana-mana.”

Namun Barack Obama dan para anteknya di Kongres bisa berbicara mengenai perang Afghanistan merupakan layanan luar biasa tentara Amerika, berbohong mengenai keamanan Afghaistan dan tanggal sewenang-wenang yang menyesatkan yang diumumkan terkait penarikan pasukan Amerika. Kebohongan, tak berguna dan tanpa tujuan dari perang terus berlanjut tanpa ada perhatian yang dibayarkan terhadap anak-anak. (arrahmah/moslem idea)

Diskriminasi Aparat terhadap Masyarakat Muslim Ambon


AMBON – Satu lagi bukti kondisi di Ambon masih mencekam, dan kaum Muslimin Ambon masih didiskriminasi. Kaum Muslimin Ambon diprovokasi oleh Kristen Ambon, dengan cara membakar sebuah tempat kost di Jalan Mutiara Mardika di belakang Pusat Pendidikan Komputer) PUSDIKOM, Ahad (16/10/2011) sekitar pukul 21.30. Berikut laporan lengkapnya sebagaimana dituturkan Koresponden Arrahmah.com langsung dari TKP

Tempat kost warga Muslim dibakar

Ahad (16/10/2011), sekitar pukul 21.30 WIT, sebuah tempat kost di Jalan Mutiara Mardika di belakang Pusat Pendidikan Komputer) PUSDIKOM dibakar oleh orang yang tidak dikenal. Tempat kost milik Bapak Marjito terdiri dari 2 lantai yang terbuat dari papan. Lantai atas terdiri dari 8 kamar yang dikostkan, sedangkan lantai bawah dijadikan tempat tinggal keluarga Bapak Marjito. Tempat tersebut sudah sekitar 1 bulan ditinggal mengungsi penghuninya akibat kerusuhan Ambon, yang terjadi pada tanggal 11-13 September 2011 lalu. Penghuninya mengungsi dikarenakan tempat tersebut berada di perbatasan antara kawasan Muslim dan kawasan Kristen dan selalu menjadi sasaran penyerangan dari pihak Kristen.

Dalam pembakaran tempat kost tersebut yang diduga keras dilakukan oleh massa Kristen, bangunan dapur habis terbakar. Di TKP ditemukan bekas botol air mineral yang dipergunakan untuk membawa bensin oleh pelaku. Keterangan dari saksi yang diwawancarai oleh Koresponden Arrahmah.com mengatakan bahwa ketika terjadi pembakaran tersebut dirinya dan masyarakat Muslim sekitar langsung bergotong royong memadamkan api dengan air. Setelah api padam barulah aparat keamanan dari TNI dan polisi menyisir daerah sekitar kejadian. Anehnya, polisi justru membawa 3 orang Muslim ke Polres Pulau Ambon dengan alasan untuk dijadikan saksi. Mereka dibawa ke Polres dari jam 10 malam dan baru dipulangkan pukul 02.30 pagi.

Masih ada diskriminasi di Ambon

Salah satu dari 3 orang saksi yang juga berhasil diwawancarai oleh Koresponden Arrahmah.com dan meminta namanya dirahasiakan, mengatakan bahwa mereka diperlakukan seperti tersangka. Mereka dipersiksa oleh penyidik Polres Ambon yang bernama Vilki Sohuat yang beragama Kristen. Dalam pemeriksaan tersebut dibuat BAP saksi oleh penyidik dengan dilengkapi foto para saksi. Ada kalimat tidak sedap dari penyidik Kristen tersebut kepada para saksi dimana penyidik mengatakan “Oh ini ya preman-preman Jakarta”. Sungguh aneh apa yang dilakukan oleh aparat keamanan, mereka bukannya mengejar dan mencari pelaku justru malah para saksi yang memadamkan kebakaran dicurigai sebagai pelaku.

Ketika para saksi dibawa oleh polisi ke Polres Pulau Ambon, mereka dijanjikan akan diantar pulang jika pemeriksaan telah selesai. Namun kenyataannya tidak demikian. Para saksi pulang pukul 02.30 WIT tanpa diantar tapi pulang sendiri-sendiri. Mereka dipulangkan setelah teman-teman dari masyarakat Muslim menjemput mereka di Mapolres Pulau Ambon. Kejadian ini membuktikan bahwa Ambon belum kondusif dan aparat keamanan belum mampu menciptakan rasa aman dan rasa adil bagi masyarakat Muslim Ambon. Masih ada diskriminasi di Ambon! (arrohmah/moslem idea)

FPI serukan perangi gerakan pemurtadan


BEKASI – Gerakan kristenisasi yang dilakukan secara massif oleh para misionaris dengan mendompleng program Mobil Pintar di SD Negeri dan SD Islam Bekasi adalah alarm penting agar umat Islam meningkatkan kewaspadaan dan memerangi segala bentuk gerakan pemurtadan akidah.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Front Pembela Islam (FPI) Bekasi Raya, KH Murhali Barda kembali mengingatkan umat agar mewaspadai gerakan pemurtadan di Bekasi Raya yang semakin berbahaya dan ugal-ugalan.

“Pembaptisan massal terhadap siswa-siswi di delapan SD Negeri dan SD Islam di Tambun Bekasi ini adalah tantangan dakwah. Ini adalah bukti konkret yang tak terbantahkan bahwa Kuffar Salibis menargetkan Bekasi, baik Kota atau Kabupaten sebagai salah satu Mercusuar Kristenisasi di Indonesia,” jelasnya seperti dikutip voa-islam.com saat usai menggelar acara Silaturahmi Keluarga Besar FPI Bekasi Raya, malam Ahad (15/10/2011).

Murhali prihatin dengan kondisi umat yang tidak fokus membentengi akidah dan melawan gerakan pemurtadan. Salah satu penyebabnya adalah gerakan deradikalisasi dan isu teroris. Menurutnya, dua isu ini telah memandulkan perjuangan dan dakwah umat Islam.

“Sayangnya, umat Islam disibukkan bahkan dibuat mandul dengan isu teroris dan gerakan deradikalisasi,” jelas Murhali yang belum lama keluar dari rumah tahanan karena berjuang membentengi akidah umat dari arogansi HKBP itu.

Berkaca dari insiden Ciketing yang justru dimanfaatkan pihak lain, Murhali mengimbau para aktivis Muslim agar perjuangan melawan pemurtadan dilakukan dalam shaff yang rapat, lurus dan dalam koridor hukum yang benar.

“Maka bangkitlah kalian wahai singa-singa Islam! Perkokoh barisan sebagaimana tentara-tentara yang siap berperang! Perangilah gerakan salibis kuffar dan jangan gentar! Allahu ma’akum. Allahu akbar..!!” serunya. (arrahmah/moslem idea)

Jumat, 14 Oktober 2011

Waspadalah! Mobil Pintar Ani Yudhoyono Diperalat untuk Kristenisasi


BEKASI – Program Mobil Pintar yang digagas Ibu Negara Ani Yudhoyono dan istri para menteri negara diselewengkan oknum misionaris untuk melakukan kristenisasi di SD Negeri dan SD Islam Bekasi. Pemerintah harus mengusut tuntas oknum misionaris yang mencoreng dunia pendidikan dengan isu SARA.

Untuk meningkatkan pendidikan dalam mencerdaskan bangsa, Ibu Negara Ani Yudhoyono dan para istri menteri Kabinet Indonesia Bersatu membentuk SIKIP (Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu).

Tiga program andalan SIKIP untuk mencerdaskan bangsa adalah Mobil Pintar, Motor Pintar dan Rumah Pintar yang digagas oleh Ibu Ani Yudhoyono. Tiga program ini mengacu pada UU No. 43 th 2007 tentang Kebijakan PKM, yaitu Pembudayaan Kegemaran Membaca (PKM) dilakukan melalui Keluarga, Satdik dan Masyarakat, antara lain: pertama, Keluarga, difasilitasi Pemerintah dan Pemerintah Daerah melalui buku murah dan berkualitas, Kedua, Satdik, dengan mengembangkan dan memanfaatkan perpustakaan sebagai proses pembelajaran, dan ketiga: Masyarakat, penyediaan sarana perpustakaan di tempat umum yang mudah dijangkau, murah dan bermutu.

Dalam situs resminya disebutkan misi dan visi Mobil Ptar adalah sebagai sumber belajar dan program pembelajaran multi fungsi. Sumber belajar dalam Mobil Pintar meliputi buku bacaan yang 85% untuk anak-anak, CD interaktif, arena panggung dan perangkat komputer jenis laptop serta arena permainan edukatif. Program pembelajaran dirancang untuk mengembangkan seluruh potensi kecerdasan. Program pelayanan pendidikan ini diberikan secara gratis. Setiap pembelajaran dimulai dengan jingle Mobil Pintar.

Sayangnya, dalam praktiknya di Bekasi, program Mobil Pintar yang digagas oleh Ani Yudhoyono ini diselewengkan oleh para misionaris untuk melakukan kristenisasi. Fakta-fakta adanya kristenisasi terungkap dalam insiden di SD Negeri Mangunjaya 01 & 05 pada Kamis (6/10/2011), dan di SD Islam Al-Hikmah pada Kamis, (13/10/2011).

Muhammad Faisal MMPd, Praktisi Pendidikan Luar Sekolah (PLS), menyayangkan insiden bernuansa SARA yang mencoreng dunia pendidikan yang dimotori Ibu Negara Ani Yudhoyono tersebut. Menurutnya, pemurtadan di kalangan sekolah adalah pembodohan terhadap umat Islam yang harus diperangi. “Bila ditunggangi misi Kristenisasi, maka Mobil Pintar itu tidak mencerdaskan, tapi justru membodohi umat,” ujarnya kepada voa-islam.com, Jum’at (14/10/2011).

Menurutnya, misi terselubung dalam Mobil Pintar di SD Bekasi adalah penyimpangan yang harus diusut tuntas oleh pemerintah, karena mencoreng nama Ibu Negara sebagai pemrakarsa program tersebut. “Seharusnya, sebagai perpustakaan berjalan, Mobil Pintar itu harus menyediakan aneka buku bacaan untuk rakyat. Anehnya, Mobil Pintar di Bekasi ini berisi roti, susu dan alat tulis bercorak Kristen yang disinyalirntuk program kristenisasi terselubung. Ini memalukan dunia pendidikan,” kecam Faisal yang juga Pembina Gerakan Pelajar Anti Pemurtadan Bekasi (GPAPB) itu. “Usut tuntas penyalahgunakan Mobil Pintar ini. Secara tidak langsung, oknum-oknum ini mencatut Ibu Ani Yudhoyono,” tandasnya.

Selain mendesak pemerintah mengusut tuntas, Faisal mengimbau umat Islam untuk bersatu memer angi gerakan pemtadan, karena misi mereka sudah melampaui batas kewajaran. “Oleh karena itu umat Islam harus bersa tu padu untuk merangi gerakan pemurtadan yang sudah merambah dunia Pendidikan,” imbaunya.

Senada itu, Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Bekasi, Bernard Abdul Jabbar mengecam keras misi Kristen yang dipaksakan ke dunia pendidikan secara licik itu. Menurutnya, kristenisasi berkedok Mobil Pintar ini adalah gaya baru pemurtadan untuk mengejar target menjadikan Indonesia 50 persen Kristen.

“Kristenisasi yang dilakukan terhadap SD Negeri dan SD Islam di Mangunjaya Tambun Bekasi ini adalah modus baru. Misi terselubung yang mempergunakan falitas negara ini mereka lakukan untuk mengejar program jangka panjang limapuluh tahunan. Mendekati tahun 2020 ini mereka ingin mengkristenkan Indonesia dengan menargetkan 50 persen Kristen,” ujarnya di kantor Dewan Dakwah Bekasi, Kamis malam (13/10/2011). “Mereka tak segan-segan mencatut yayasan yang digawangi Ibu Ani Yudhoyono,” tambahnya.


Menurut dai yang akrab disapa Ustadz Bernard ini, kelicikan misi kristenisasi di SD Negeri dan SD Islam itu biasa dijustifikasi dengan ayat-ayat Alkitab (Bibel). “Apa yang mereka lakukan ini mengacu pada Injil Matius pasal 10 ayat 16. Mereka licik seperti ular dan santun bagai merpati,” jelasnya.

Karenanya, Bernard mengimbau para guru baik guru SD Negeri maupun guru SD Islam agar meningkatkan kewaspadaan dalam menjaga akidah anak didiknya.

“Para guru harus selalu waspada dan mengawasi gerak-gerik misionaris di dunia pendidikan,” ujar ustadz mantan misionaris Katolik ini.

Agar insiden SARA di dunia pendidikan ini tidak terulang, Bernard mendesak pemerintah untuk menangkap dan mengusut tuntas para misionaris berkedok Mobil Pintar itu. “Pemerintah harus menindak tegas oknum-oknum tak bertanggung jawab yang memakai fasilitas negara dan mencatut ya yasan para pejab negara. Bila tidak, maka dunia pendidikan akan kacau karena bisa memicu sentimen SARA antikristen,” pungkasnya. [voa-islam/moslem idea]

Rabu, 12 Oktober 2011

Brunei mulai terapkan syariat Islam di semua bidang?


BANDAR SERI BEGAWAN – Ini berita gembira bagi kaum Muslimin. Brunei Darussalam, sebuah negara makmur di kawasan Asia Tenggara berencana mengimplementasikan syariat Islam di semua bidang. Hal ini diketahui dari laporan Brunei Darussalam tahun 2010 yang diterbitkan oleh Oxford Group yang bekerjasama dengan Kantor Perdana Menteri. Akankah kesultanan Brunei menjadi Negara Islam pertama di kawasan Asia Tenggara?

Dimulai dari pendidikan

Anak-anak Muslim dari usia tujuh tahun harus mengikuti sekolah agama di bawah Perintah Pendidikan Agama yang akan datang, sementara bidang lain juga akan menyaksikan Syariah diimplementasikan.

Dalam laporan Brunei Darussalam 2010, yang diterbitkan oleh Oxford Business Group dalam kerjasama dengan Kantor Perdana Menteri, Menteri Urusan Agama Pengiran Dato Seri Setia Dr Haji Mohammad Pengiran Haji Abdul Rahman menyoroti upaya Kesultanan untuk mengembangkan keahlian Syariah.

Di antaranya Menteri menjelaskan bahwa Brunei Darussalam akan meningkatkan keahlian Syariahnya dalam pendidikan agama. “Syariah mewajibkan bagi setiap pria dan wanita untuk memperoleh pendidikan,” ujar Pg Dato Dr Haji Mohammad.

“Brunei Darussalam akan mengimplementasikan Perintah Pendidikan Agama, di mana semua anak-anak Muslim dari usia tujuh tahun harus masuk sekolah agama di tingkat dasar jika tidak maka orangtua mereka akan dihukum,” ujar menteri.

“Pendidikan agama di tingkat pendidikan menengah, pasca menengah, dan pendidikan tinggi juga ditingkatkan dengan persyaratan dari negara ini,” ujarnya.

Mengembangkan keahlian Syariah di negaranya, Brunei Darussalam bisa menyaksikan Syariah dipraktikkan di dalam bisnis dan perdagangan untuk selanjutnya. Menteri menjelaskan bahwa Syariah mendukung aktivitas perdagangan dan saat ini tengah diperiksa untuk diperkenalkan di bidang lain.

Transaksi bisnis berbasis syariah

Menyoroti mudaraba (pembiayaan modal), murabaha (pembiayaan ongkos plus), sara (sewa), bai bi al thaman al ajil (pembayaran di muka), hawala (transfer), salamjuala (pembayaran atas penyelesaian, dan istisna (untuk pengiriman ditetapkan untuk dilakukan untuk memesan barang), Pg Dato Dr Hj Mohammad mengatakan bahwa Kementerian Urusan Agama akan memperkenalkan metode-metode itu di bidang bisnis dan perdagangan.

“Untuk tujuan ini, amandemen tengah dipertimbangkan dan hukum baru sedang dalam proses penyusunan,” ujar Menteri. Dia menambahkan bahwa, “Riba atau bunga akan dilarang dalam semua transaksi bisnis,” dengan beberapa hukum yang sudah diubah sesuai Syariah.

Pg Dato Dr Hj Mohammad juga menggarisbawahi bahwa kemajuan Kesultanan dalam keahlian Syariah adalah hasil dari satu faktor krusial. “Keberhasilan kami dalam keahlian Syariah berakar pada pendidikan,” ujarnya.

“Sampai saat ini, Kementerian Urusan Agama telah cukup berhasil mencapai tujuannya. Namun, kami masih harus lulus untuk memenuhi persyaratan negara dalam pendidikan Islam, dakwah, Masjid, dan lembaga-lembaga lainnya.”

Dia mengatakan bahwa Brunei sudah mengimplementasikan Syariah di sejumlah bidang. “Hukum Syariah mengakui hak asasi manusia selama lebih dari 14 abad,” ujar Menteri, seraya menambahkan bahwa Kesultanan berusaha keras untuk mengimplementasikan hak asasi manusia di negaranya.

Semoga tindakan Brunei memicu negara-negara serumpuna di Asia Tenggara, termasuk Indonesia untuk menerapkan syariat Islam secara menyeluruh. Insya Allah!
(arrahmah/moslem-idea)

Bagaimana nasib kaum Muslimin Ambon sebulan pasca kerusuhan?

AMBON – Sebulan telah berlalu dari kerusuhan Ambon, 11 September 2011. Bagaimana nasib kaum Muslimin di sana? Apakah para pengungsi sudah kembali ke rumah-rumah mereka? Apakah kondisi mereka masih memprihatinkan? Berikut kabar terbaru tentang kondisi kaum Muslimin Ambon sebagaimana diceritakan oleh Koresponden Arrahmah.com langsung dari TKP!

Jeritan kaum Muslimin Ambon

Sebulan sudah kaum Muslimin kampung Waringin, Ambon menjalani hidup sebagai pengungsi di negeri sendiri. Mereka adalah korban kekejaman kaum nasrani pada peristiwa kerusuhan Ambon, 11 September 2011. Pada peristiwa tersebut nyawa 7 Muslim Ambon terenggut, 100 orang lebih kaum Muslimin terluka parah dan ringan, ratusan rumah kaum Muslimin di Kampung Waringin ludes dibakar pihak nasrani.

Hari ini kaum Muslimin mengungsi di beberapa tempat di kota Ambon, seperti gedung Telkom Talake & bangunan pasar belakang Ambon Plaza yang belum difungsikan. Ketika saya mengunjungi para pengungsi tadi siang, mereka mengatakan bahwa untuk kebuutuhan makan seperti beras, mie instan, dan ikan kaleng tercukupi. Perlengkapan pakaian seperti selimut, baju, dan seragam sekolah juga tercukupi. Untuk peralatan dapur seperti kompor, alat masak, piring, dan lain-lain juga terpenuhi. Pelayanan kesehatan selama 24 jam juga terpenuhi dilayani oleh tenaga medis dari Puskesmas.

Saat ini yang mereka butuhkan adalah uang untuk memenuhi kebutuhan mereka di luar kebutuhan makan dan minum, seperti untuk membayar biaya anak-anak sekolah dan ongkos transport anak-anak mereka menuju sekolah, yang dengan mereka mengungsi maka tentunya jarak menuju sekolah anak-anak mereka lebih jauh. Hingga hari ini, baru satu kali mereka menerima bantuan uang tunai sebesar Rp. 35.000,- untuk setiap satu kepala keluarga.

Kaum Muslimin wajib bantu

Demikianlah kondisi kaum Muslimin Ambon sebulan pasca kerusuhan. Apakah dengan uang Rp. 35.000 yang pernah mereka dapatkan sekali itu sudah cukup? Bagaimana dengan kehidupan mereka selanjutnya? Bagaimana dengan nasib anak-anak yang kehilangan ayah dan ibunya menjadi janda? Juga nasib para pengungsi yang hingga kini belum juga bisa kembali ke rumah mereka, karena memang sudah musnah dibumihanguskan kaum nasrani. Semoga dengan informasi ini kaum Muslimin di manapun tergerak hatinya untuk dapat meringankan beban kaum Muslimin Ambon. Insya Allah!

(arrahmah/moslem-idea)

Sabtu, 08 Oktober 2011

Ketika Media Nasional Membungkam Tragedi Ambon 9/11



Kita sering mengeluarkan uang yang tidak sedikit hanya untuk mendapatkan informasi berita yang terbaru di lingkup negeri kita ini atau negeri tetangga, namun sayangnya ketika kita sudah membeli dengan uang yang tidak sedikit untuk mendapatkan berita yang bisa dipercaya, namun hari ini kita sering disuguhkan berita-berita yang menipu dan juga merugikan khususnya umat Islam, seperti kasus Ambon sendiri banyak umat Islam yang tidak tahu kejadian sebenarnya, hal ini disebabkan media yang tak pernah memberitakan suatu peristiwa jika korbannya adalah umat Islam, namun sebaliknya jika yang jadi korban adalah umat selain Islam, maka media sering membesar-besarkan seolah-olah yang salah adalah umat Islam.
Saatnya sekarang umat Islam untuk sadarkan diri, untuk tidak mudah mengeluarkan dana hanya untuk mendapatkan informasi yang update, padahal banyak situs-situs Islam yang selalu update dalam menyampaikan informasi yang berimbang.
Saatnya untuk memberikan dukungan kepada media Islam yang berani dan jujur dalam menyampaikan berita sesuai dengan fakta

Jakarta – Menarik untuk dikaji, kenapa media nasional bungkam untuk memberitakan dibalik Tragedi 9/11 di Ambon. Hanya media Islam saja, yang gencar memberitakan secara detail apa yang terjadi di sana. Ada kesan, media nasional sengaja menutup-nutupi derita muslim Ambon, seperti rumah muslim yang dibakar, dan kematian tukang ojek Darmin Saiman.

“Kenapa media nasional bungkam? Karena media nasional punya kepentingan bisnis. Media nasional ingin membela sesuatu yang oleh pemerintah dianggap merugikan masyarakat banyak. Bom dianggap merugikan masyarakat banyak, tapi malah berujung merugikan umat Islam,” kata Koordiantor ICAF Mustofa B Nahrawardaya.

Harus diakui, media umum tidak pernah membicarakan soal dampak. Media umum hanya membicarakan kejadiaan saat berlangsung, hanya mengutip pernyataan resmi pemerintah, tanpa membongkar dibalik peristiwa tersebut. Bagaimanapun media umum berkepentingan dengan pemerintah supaya tidak dibredel, karena media umum didirikan dengan biaya besar dan melalui negosiasi yang sangat rumit.

“Kalau media umum ditutup, tentu akan merugikan mereka. Media umum lebih memilih cari aman. Kalau pun ada media yang berseberangan, biasanya bukan pendapat media itu, tapi minjem mulut tokoh tertentu, itu pun tidak serius. Atau, media tidak mampu membongkar suatu kasus. Karena, satu kasus belum selesai, sudah muncul kasus yang lain. Media pun dibuat sibuk sedemikian rupa, agar tidak focus membongkar adanya kejanggalan yang terjadi.”

Menurut Mustofa, gugurnya Darmin Saiman, yang menimbulkan pertanyaan, apakah murni kecelakaan atau dibunuh, seharusnya diungkap secara tajam dan apa adanya oleh media nasional.

“Persoalannnya adalah apakah hukum bisa ditegakkan, meski media telah memblow up foto vulgar soal tragedi di ambon beberapa waktu lalu. Bahkan tanpa ada berita dan foto sekalipun, tetap saja penegakan hukum tidak menjamin.”

Ketika masyarakat tidak disugukan gambar yang sesungguhnya terjadi, media dianggap menutupi fakta. Sedangkan, media dituntut member informasi berdasarkan fakta, tapi kemudian fakta yang ditunjukkan itu dihalang-halangi, bahkan dianggap memprovokasi.

“Apakah provokasi hanya disebabkan oleh gambar? Kan tidak. Sekarang provokasi bisa dilakukan dengan agenda-agenda tersembunyi, atau dikenal dengan strategi yang soft. Misalnya, kenapa 8 orang tewas di Ambon bisa terjadi, dan sebenarnya ini juga provokasi, tapi tidak kelihatan secara gambar. Apa bedanya foto dengan dengan perbuatan mereka.”

Ironisnya, lanjut Mustofa, kenapa pemberitaan Bom Solo, meski yang tewas hanya satu nyawa, sedangkan Ambon 8 nyawa tidak diberitakan secara detail. Ini bukti, pemerintah gagal untuk membuktikan apa yang sesungguhnya terjadi. Boleh jadi pemerintah berpikir, mungkin karena yang tewas ada dikedua belah pihak (islam kristen), kemungkinan tidak menimbulkan kecurigaan atau sebuah provokasi. Tapi, ketika yang tewas satu dari agama tertentu, peristiwa ini menjadi provokasi bagi yang lain.[voa-islam]

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites