Jakarta - Sesungguhnya, akidah kita umat Islam tidak sama dengan akidah Syi’ah. Jelas, Syi’ah itu merupakan induk kesesatan. Jadi anggapan akidah Sunni sama dengan akidah Syiah adalah sebuah kerancuan yang luar biasa. Ini penipuan yang nyata.
“Meski kelak suatu saat, ada kerja sama antara umat Islam dengan kalangan Syi’ah di dalam memerangi kemiskinan dan keterbelakangan, bukan berarti akidahnya sama,” ujar Ustadz Hartono Ahmad Jaiz dalam situsnya Nahi Munkar.
Seorang tokoh NU sendiri, seperti KH Irfan Zidny MA (almarhum), pernah merasa gusar terhadap sikap sejumlah intelektual dan ulama yang memposisikan Syi’ah sama saja dengan Sunni, padahal mereka itu tidak tahu banyak soal Syi’ah.
Perbedaan akidah itu jelas, jika menyimak doktrin tentang Tahrif al Qur’an yang dimunculkan syiah untuk mendukung konsep Imamah, maka akan didapati hampir seluruh ayat-ayat Al Qur’an ditakwilkan untuk mendukung kekhilafahan Ali bin Abu Thalib ra, seperti dalam QS Al Maidah : 55 dan 67. Bahkan untuk tujuan tersebut, mereka tidak segan-segannya untuk menambah ayat –ayat di dalam Al Qur’an. Sehingga muncullah doktrin-doktrin di bawah ini :
Al Qur’an yang sebenarnya terdiri dari 17.000 ayat. Yang bisa mengumpulkan dan menghafal al Qur’an persis seperti apa yang diturunkan oleh Allah hanyalah para imam. Mereka mempunyai Mushaf Fatimah, yang tebalnya tiga kali lipat dari al Quran yang dipegang kaum muslimin sekarang, dan tidak ada satu hurufpun yang ada dengan al Qur’an sekarang.
Tentunya, masih banyak doktrin-doktrin Syiah yang bertentangan dengan aqidah umat Islam, bahkan doktrin-doktrin tersebut bisa mengganggu keamanan masyarakat, karena berujung pada revolusi berdarah untuk merebut kekuasaan. Oleh karenanya, umat Islam harus selalu waspada dengan gerakan-gerakan seperti ini, agar peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau seperti pembantaian umat Islam secara masal yang terjadi di Baghdad pada masa Khilafah Abbasiyah.
Kemudian terulang kembali di saat jatuhnya Saddam Husain, begitu juga sabotase berdarah yang terjadi di Mekkah al Mukarramah yang diikuti dengan pencurian Hajar Aswad, konflik berdarah yang tidak kunjung selesai yang terjadi di Pakistan, Yaman, dan Bahrain serta peristiwa –peristiwa lainnya, agar semua itu bisa dihindari khususnya di negara Indonesia yang mayoritas umat Islamnya bermadzhab Ahlus Sunah.
Sebenarnya orang yang mengatakan Al Quran Syi`ah tidak ada bedanya dengan Al Quran Sunni, dakwaan dan perkataan ini adalah usaha untuk mendekatkan antara syi`ah dan sunni. Akan tetapi bagi siapa yang mengetahui hakikat ajaran syi`ah, maka ia akan mengetahui bahwa usaha itu tidak mungkin. Al Qurannya saja sudah berbeda apalagi yang lain. Maka janganlah kita terpikau oleh rayuan Syi`ah yang mengakatakan kita harus bersatu dan harus bersaudara, karena kita tidak akan bisa bersatu dengan mereka bagaikan air dengan minyak. (risalahtauhidnews/moslem-idea
)
“Meski kelak suatu saat, ada kerja sama antara umat Islam dengan kalangan Syi’ah di dalam memerangi kemiskinan dan keterbelakangan, bukan berarti akidahnya sama,” ujar Ustadz Hartono Ahmad Jaiz dalam situsnya Nahi Munkar.
Seorang tokoh NU sendiri, seperti KH Irfan Zidny MA (almarhum), pernah merasa gusar terhadap sikap sejumlah intelektual dan ulama yang memposisikan Syi’ah sama saja dengan Sunni, padahal mereka itu tidak tahu banyak soal Syi’ah.
Perbedaan akidah itu jelas, jika menyimak doktrin tentang Tahrif al Qur’an yang dimunculkan syiah untuk mendukung konsep Imamah, maka akan didapati hampir seluruh ayat-ayat Al Qur’an ditakwilkan untuk mendukung kekhilafahan Ali bin Abu Thalib ra, seperti dalam QS Al Maidah : 55 dan 67. Bahkan untuk tujuan tersebut, mereka tidak segan-segannya untuk menambah ayat –ayat di dalam Al Qur’an. Sehingga muncullah doktrin-doktrin di bawah ini :
Al Qur’an yang sebenarnya terdiri dari 17.000 ayat. Yang bisa mengumpulkan dan menghafal al Qur’an persis seperti apa yang diturunkan oleh Allah hanyalah para imam. Mereka mempunyai Mushaf Fatimah, yang tebalnya tiga kali lipat dari al Quran yang dipegang kaum muslimin sekarang, dan tidak ada satu hurufpun yang ada dengan al Qur’an sekarang.
Tentunya, masih banyak doktrin-doktrin Syiah yang bertentangan dengan aqidah umat Islam, bahkan doktrin-doktrin tersebut bisa mengganggu keamanan masyarakat, karena berujung pada revolusi berdarah untuk merebut kekuasaan. Oleh karenanya, umat Islam harus selalu waspada dengan gerakan-gerakan seperti ini, agar peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau seperti pembantaian umat Islam secara masal yang terjadi di Baghdad pada masa Khilafah Abbasiyah.
Kemudian terulang kembali di saat jatuhnya Saddam Husain, begitu juga sabotase berdarah yang terjadi di Mekkah al Mukarramah yang diikuti dengan pencurian Hajar Aswad, konflik berdarah yang tidak kunjung selesai yang terjadi di Pakistan, Yaman, dan Bahrain serta peristiwa –peristiwa lainnya, agar semua itu bisa dihindari khususnya di negara Indonesia yang mayoritas umat Islamnya bermadzhab Ahlus Sunah.
Sebenarnya orang yang mengatakan Al Quran Syi`ah tidak ada bedanya dengan Al Quran Sunni, dakwaan dan perkataan ini adalah usaha untuk mendekatkan antara syi`ah dan sunni. Akan tetapi bagi siapa yang mengetahui hakikat ajaran syi`ah, maka ia akan mengetahui bahwa usaha itu tidak mungkin. Al Qurannya saja sudah berbeda apalagi yang lain. Maka janganlah kita terpikau oleh rayuan Syi`ah yang mengakatakan kita harus bersatu dan harus bersaudara, karena kita tidak akan bisa bersatu dengan mereka bagaikan air dengan minyak. (risalahtauhidnews/moslem-idea
)